[WANSUS] Bongkar Peran Millennial dan Gen Z Partai Demokrat di Senayan

Rizki Natakusumah ungkap perannya di DPR dan Partai Demokrat

Jakarta, IDN Times - Tak bisa dipungkiri, generasi muda sekarang ini memiliki peran besar dalam struktur kenegaraan. Masuknya generasi muda berusia di bawah 30 tahun ke Senayan, menjadi salah satu bukti pemuda masa kini bisa menjalankan pemerintahan. 

Fenomena ini juga dialami Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Rizki Natakusumah. Di usianya yang menginjak 28 tahun, Rizki sudah berkontribusi dalam lembaga legislatif dan menyusun perundang-undangan di parlemen. 

Bagaimana sebenarnya seluk-beluk aktivitas anak muda di lingkungan DPR? Apakah suara millennial dan Gen Z juga punya pengaruh yang kuat di internal partai? Berikut hasil wawancara khusus IDN Times dengan Rizki Natakusumah.

Seberapa penting sebenarnya peran generasi millennial dan Gen Z menurut Partai Demokrat?

Penting banget, karena suara anak muda itu akan menentukan bagaimana kebijakan Indonesia ke depan.

Generasi muda kebanyakan mereka berpikir kalau politik itu urusan orang tua, mungkin bisa cerita sedikit sebenarnya menurut Rizky politik itu seperti apa? Setelah terjun sebagai legislator.

Kalau dalam politik itu, muda itu kayak kadang-kadang penyakit, tapi lama-lama sembuh. Karena yang tua juga kan pernah seumur kita.

Kalau politik itu sendiri diterjemahkan sangat banyak. Kalau banyak anak muda kan bilang gak mau masuk sini kalau dibilang A, B, C, D itu misalnya kata-kata kotor semua.

Kita gak bisa politik itu jelek karena yang di-share itu konten gak jelas, misalnya, kita gak bisa judgement politik itu jelek karena ada sebagian orang yang gak pantas.

Jadi sekali lagi kami Partai Demokrat ingin support anak muda untuk mewadahi aktivitasnya. Kalau keputusan hari ini banyak diambil orang yang beban hidupnya dari generasi masa lalu, dengan segala hormat mereka smart. Tapi kalau generasi muda gak dibentuk dari sekarang peradaban kita, kebijakan kita ke depan, nanti pasti akan ada hal-hal yang tak terakomodir generasi muda.

Kita lihat politik sebagai instrumen yang bisa memotori anak muda ke depannya. Melihat hasrat anak muda sekarang ini luar biasa, dan itu bisa terjadi lebih luar biasa ke depannya.

Jadi hasrat sukses buat anak muda itu luar biasa, nah kalau pemerintah gak bisa kasih wadah untuk anak muda ini bisa salah nanti ke depannya. Jadi kita jadikan bagaimana negara, daerah, jauh lebih baik untuk mengubah dan memberikan kesempatan bagi anak muda sekarang, untuk bisa mencatat cerita hidup yang lebih baik.

Baca Juga: [WANSUS] Pesan Cucu Sukarno ke Generasi Muda: Politik Tak Menyeramkan

Ada berapa pengurus muda di Partai Demokrat?

Pengurus Partai Demokrat itu juga anak-anak muda. Mas AHY (Agus Harimurti Yudhotono), ketum (keuta umum) itu masih muda. Itu luar biasa kadang keteteran kerja sama beliau, karena semanganta kencang banget.

Karena beliau banyak rekrut anak muda, gak hanya harus jadi anggota DPR, tapi kadang memita masukan, dari para mahasiswa, dari anak-anak gerakan ekonomi kreatif, untuk mendapat insight terbaik dari anak muda.

Mudah-mudahan ini tak hanya mendongkrak elektabilitas mas AHY, tapi juga membentuk politik yang lebih hidup, yang lebih asik, dan lebih seru yang meminimalkan jarak antar masyarakat.

Ada gak cara supaya merekrut anak muda dari Partai Demokrat?

Ada banyak event yang dilakukan Partai Demokrat, ketum kita selalu bilangnya begini: Ki support talent-talent, event yang buat anak muda, jangan terus dijejalkan politik. Mereka pasti lari, untuk bisa mencerminkan Partai Demokrat ini partai yang mengayomi anak muda.

Karena banyak anak muda yang gak percaya politik, kita masih lihat anak muda apatis banget. Makanya kita mewadahi mereka sesuai minat dan bakatnya. Kita juga menjangkau masyarakat di desa-desa supaya dapat menjangkau kembali.

Bagaimana cara Partai Demokrat meraih suara pemilih muda untuk ikut berkontribusi di pemilu nanti?

[WANSUS] Bongkar Peran Millennial dan Gen Z Partai Demokrat di SenayanKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama beberapa petinggi mendatangi KPU dengan berjalan kaki, Jumat (6/5/2022). (IDNTimes/MelaniPutri).

Ya dengan memberikan wadah. Sekarang tuh lucunya banyak banget teman-teman yang jauh lebih muda sudah freelancing jadi IT consultant, tim medsos, itu kerjaan yang dulu gak ada, concern untuk membangkitkan ekonomi masing-masing. Nah, kita mewadahi itu, jangan sampai gak nyambung antara keinginan masyarakat dan wadahnya dalam kebijakan.

Balik lagi, kita mau nge-restore membangun kepercayaan pada partai politik. Banyak perubahan yang kita gagas, ingin approach ke anak muda. Jadi jangan anggap anak muda sebagai bagian ‘penambah’ saja, jangan dianggap spesies baru. Dengarkan suaranya. Berikan wadah untuk kreativitasnya. Pahami dunia yang kita hidupi sekarang beda. Kita harus kasih wadah juga, bagaimana caranya membuat satu gerakan agar bisa tercipta satu ekonomi yang vibrant untuk membuat anak mudanya berkreasi.

IDN Times sempat mewawancarai anak muda, harapan mereka di Pemilu 2024 meminta akses lapangan pekerjaan yang mudah, akses pendidikan gratis, dan kemurahan biaya transportasi. Apa ini menjadi sorotan Partai Demokrat juga?

Tentu, tapi kita fokus pada isu ekonomi, apalagi untuk generasi muda ke depan. Kita harus mendapat kepercayaan masyarakat, terutama anak muda bahwa ekonomi akan lebih baik ke depannya.

Tapi ini bukan proses yang simpel, kita merasakan dari pengalaman 10 tahun Pak SBY, tapi kita harus sadar ancaman utamanya jangan sampai ke depan setelah hidup di ekonomi yang sulit pasca COVID-19, habis itu mereka juga hidup di dunia yang tidak aman, kemudian dibebani utang negara, ini perlu satu solusi.

Kita harus punya insentif untuk bagaimana pekerjaan bisa terbuka bagi anak muda.

Disebut banyak anggota Partai Demokrat yang beranggotakan anak muda. Apakah AHY menerima rekomendasi usulan dari kader yang masih muda?

[WANSUS] Bongkar Peran Millennial dan Gen Z Partai Demokrat di SenayanKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama kader Demokrat. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)

Iya, ini lucu kadang-kadang, Ketum AHY digambarkan sebagai sosok yang bagaimana, gitu. Padahal, saya yang sering ketemu misalnya di tangga, di kantor, sering ngobrol santai bareng-bareng.

Saya ingat ketemu dengan pimpinan Ukraina saat G20 kemarin, itu saya datang ke DPP kasih gambaran dinamika politik di Ukraina dan sebagainya. Habis itu, Ketum minta saya tolong buatkan report tiga halaman saja terkait dengan apa yang kalian diskusikan dengan pimpinan DPR dari Ukraina.

Jadi begitu disiplin dan ingin mengejar ilmunya luar biasa. Ngobrol sama beliau itu rasanya benar-benar terserap. Benar-benar didengarkan, ditindaklanjuti, kalau beliau bilang A maka itu artinya akan terlaksana.

Kalau beliau bilang jam 10.00 kita rapat besok. Jam 9.55 ketum sudah datang, jadi proper banget. Saya bangga punya ketum seperti itu, semangatnya tinggi, pendengar yang baik. Jadi asyik sih, saya bersyukur banget mengambil jalan di Partai Demokrat.

Kalau soal capres dan cawapres, apakah ada pelibatan dari anggota muda?

Kita meeting rutin. Jadi tiap departemen di pusat Partai Demokrat kasih rekomendasi terus. Bukan hanya soal capres-cawapres.

Jadi kita fokus pada isu, tapi terkait capres dan cawapres itu ketum orangnya terbuka. AHY benar-benar kalau menerima masukan itu gak pernah tertutup.

Kalau soal pembahasan koalisi, apa ikut dilibatkan dan masuk dalam tim kecil?

Iya tentu, tapi komunikasi antar koalisi kalau ada 100 orang kan gak. Itu harus efisien, bukan berarti gak ambil masukan dari bawah. Karena kita dari bawah selalu memberikan masukan ke arah yang selalu menciptakan kebijakan yang eksklusif.

Ketum juga sangat mendengarkan itu karena beliau orangnya demokratis.

Di DPR apakah suara anak muda juga mendapat wadah?

Pertama kerasa banget ngobrol sama anggota muda DPR dan yang lebih tua. Gap generasi itu ada. Tapi asyiknya, kalau ngobrol sama anak muda lebih cuek, lebih apa adanya. Pakai cara kita ekspresiin sesuatu, lebih satu frekuensi, biasanya sama anggota muda lebih progresif juga.

Jadi kalau lebih banyak anak muda yang masuk politik jadi anggota DPR, DPRD, kayaknya lebih cerah ke depannya, karena kita yang lebih berdampak pada kebijakan yang akan diambil 20-25 tahun ke depan.

Di DPR kita belajar banyak banget, kita ditaruh di satu kondisi yang kerjanya mengawasi, mengontrol, membuat kerangka undang-undang, kita juga melakukan budgeting, itu luar biasa.

Tips and trick menjadi anggota DPR?

Pertama kalau lagi nyebut nama daerah jangan sampai salah. Kalau di Kebon Jeruk bilang di Kebon Jeruk, jangan sampai bilang ‘halo warga Condet’, itu tips pertama.

Bisa dibilang harus bisa melatih cara persuasif, kadang kan ada anak muda yang vokal, bagus sebenarnya, kita harus bisa masuk ke semuanya gak harus politik, harus bisa masuk ke semua sektor seperti musik, olahraga, desain misalnya.

Karena di DPR banyak bertemu orang. Kita harus bisa lompat dari topik satu ke topik lain.

Apakah harus gabung partai politik?

Iya dan jangan jauh-jauh, ada Partai Demokrat. Masuk parpol bisa. Kita ingin bikin partai yang terbuka, yang transparan, yang welcome sama semua kalangan.

Baru saja pembacaan Surpres Pergantian Panglima TNI. Kalau dari Fraksi Demokrat sendiri harapan apa yang harus menjadi fokus utama panglima baru?

[WANSUS] Bongkar Peran Millennial dan Gen Z Partai Demokrat di SenayanPanglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Yudo Margono (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Setidaknya ada tiga hal. Kita akan menentukan jadwal fit and proper testnya. Pak Yudo sendiri punya hubungan dengan prajurit yang cair, bagus banget. Banyak tantangan juga.

Kita lihat Pak Andika sudah memimpin TNI dengan sangat baik selama setahun terakhir. Beliau bisa dibilang sangat tekun dalam memperbaiki citra TNI, kemudian menjadikan isu Papua sebagai isu utama, Pak Yudho harus bisa belajar dari Pak Andika karena masa jabatannya hanya satu tahun.

Dia harus realistis apa yang bisa dilakukan Pak Yudho, apa yang bisa dilakukan selama tahun berikutnya. Kami juga harapkan TNI bisa objektif, gak miring ke kiri atau ke kanan.

Jadwal fit and proper test sudah ketahuan?

Tentu sebelum reses kita adakan. Kita pingin secepat mungkin karena butuh waktu untuk mempersiapkan hal-hal yang baru ini.

Baca Juga: [WANSUS] Strategi Sayap Pemuda Gerindra Gaet Suara Pemilih Muda 2024

Ada pesan untuk anak muda?

Pakai hak konstitusional kita. Kalau kita gak pakai hak kita untuk memilih, berarti kita seakan gak peduli dengan apa yang terjadi di masa depan negara kita.

Kita punya pilihan, masyarakat Indonesia punya pilihan. Ingin begini terus atau memperjuangkan perubahan dan perbaikan. Banyak yang bisa kita buat untuk perubahan yang lebih baik, kita bisa membuat politik yang lebih fun, yang lebih seru, melihat politik sebagai instrumen utama untuk mengubah hidup masyarakat ke depan.

Ini yang kita ingin tegaskan bahwa Partai Demokrat punya komitmen kuat untuk membuat perubahan setelah dampak COVID-19. Saya harapkan anak-anak muda bisa pakai hak suaranya karena itu penting banget.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya