Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arief (pemuda mengenakan kaos putih) sedang mengevakuasi ular (Dok. IDN Times/Istimewa)

Bekasi, IDN Times - Banjir tidak hanya menghanyutkan sampah dan lumpur. Ikan serta hewan-hewan yang hidup di aliran air deras juga ikut hanyut. Belakangan ini, seiring tingginya curah hujan, banyak masyarakat yang mengadu bila mereka melihat ular di area perumahan.

Lebih mengerikan lagi, sebagian dari ular tersebut ada yang bersarang dan berlindung di rumahnya.

“Karena ular biasanya ngumpet di tanah atau tumpukan-tumpukan. Nah karena kemarin itu banjir dan mereka mau nyelamtin diri juga, akhirnya mereka naik dan ikut hanyut sama banjir,” kata Arief Purwo Handoyo, pawang ular milenial yang bermukim di Bogor, kepada IDN Times, Jumat (3/1).

1. Arief menjadi relawan penyelamat ular

Dok.IDN Times/Istimewa

Mahasiswa semester akhir di Universitas Nusa Bangsa Bogor ini sudah menggeluti dunia reptil sejak SMP. Salah satu kesibukannya sekarang adalah beternak reptil dan ular. Kala musim penghujan tiba, Arief mendedikaskan hidupnya bertolak ke sana-ke mari hanya untuk menyelamatkan ular.

“Jadi relawan rescue reptil seperti ini sudah sejak SMK kelas 1. Gak cuma pas musim hujan, kalau hari-hari biasa juga banyak yang minta untuk ambil ular yang ada di rumahnya,” lanjut dia.

2. Jangan berinteraksi dengan ular tanpa ahlinya

Evakuasi ular piton di rumah warga, Jumat malam (3/1). Sumber: BPB Linmas Kota Surabaya.

Jangan tanyakan pengalaman Arief di dunia reptil. Ia sudah mengikuti berbagai pelatihan dari LIPI, Perhimpunan Herpetologi Indonesia (PHI), dan World Health Organization (WHO) demi mengenal ular secara keseluruhan, mulai dari anatomi tubuhnya hingga kandungan racunnya.

Dia memberikan sejumlah saran apabila warga menemukan ular yang berlindung di tempat tinggalnya.

“Karena ular berdarah dingin, mereka biasanya akan mencari tempat hangat, biasa di lemari, tumpukan-tumpukan baju, atau di dapur dekat kompor. Kalau emang ketemu ular, jangan dipegang langsung, pakai kayu atau tongkat. Paling gampang ditutupin ember sesuai ukurannya sampai yang ahli datang,” paparnya.

Apabila di tengah jalan kita bertemu ular, menurutnya, lebih baik kita menjauhinya sebelum ular tersebut merasa tidak aman. “Nanti nyerang dia kalau ngerasa gak aman.”

3. Hubungi segera nomor ini

Arief (pemuda mengenakan kaos putih) sedang mengevakuasi ular (Dok. IDN Times/Istimewa)

Sejak awal tahun, Arief sudah menerima lebih dari 27 laporan warga tentang ular yang bersarang di perumahan. Saat ini, ia siap siaga di daerah Bekasi dan Bogor. Apabila tempat laporan tidak bisa dijangkau, ia akan meminta rekan komunitas di daerah tersebut untuk melakukan evakuasi.

“Bisa hubungi di nomor 0851-5659-3989 atau DM Twitter @ManusiaBiawak, saya stand by 24 jam. Kalau di daerah Bekasi dan Bogor, saya usahakan datang sendiri,” papar dia.

Arief sama sekali tidak mematok biaya. “Gratis kok, gak ada bayaran,” tutupnya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team