Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)
Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid (Dok. Daffa Ulhaq)

Intinya sih...

  • Pembangunan SDM digital jadi prioritas setelah infrastruktur digital rampung. Meutya: "Transformasi digital tidak berarti tanpa SDM yang cakap dan siap menghadapi tantangan zaman."

  • Komdigi libatkan perguruan tinggi melalui program pelatihan kecakapan digital, penguatan literasi digital di kalangan mahasiswa, serta pengembangan keahlian di bidang keamanan siber dan AI.

  • Negara tak bisa bekerja sendiri butuh peran kampus dan mahasiswa dalam menciptakan generasi digital yang pintar secara teknis dan bertanggung jawab secara sosial.

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan, perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan digital dasar hingga lanjutan, termasuk keahlian di bidang kecerdasan artifisial (AI), guna menyiapkan generasi muda yang melek teknologi, tangguh secara etika digital, dan siap memasuki era kecerdasan artifisial.

"Kami ingin AI dan teknologi canggih lainnya tidak hanya dikuasai negara besar, tetapi juga menjadi alat kreasi anak-anak bangsa. Karena itu, kami ajak kampus-kampus untuk bergerak bersama," ujar Meutya dalam puncak Dies Natalis ke-13 Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 di Jakarta Selatan, dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (27/7/2025).

1. Pembangunan SDM digital jadi prioritas setelah infrastruktur digital rampung

Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)

Meutya mengatakan, pembangunan sumber daya manusia digital kini menjadi prioritas setelah penyelesaian infrastruktur digital yang masif dalam beberapa tahun terakhir.

"Setelah jaringan dan infrastruktur hampir rampung, saatnya kita geser fokus ke pembangunan manusianya. Transformasi digital tidak akan berarti tanpa SDM yang cakap dan siap menghadapi tantangan zaman," ujarnya.

2. Komdigi libatkan perguruan tinggi

Kementerian Komdigi menempuh pendekatan kolaboratif dengan melibatkan perguruan tinggi melalui program pelatihan kecakapan digital, penguatan literasi digital di kalangan mahasiswa, serta pengembangan keahlian di bidang keamanan siber dan kecerdasan buatan (AI).

Kerja sama ini salah satunya diwujudkan melalui penandatanganan MoU antara Sekjen Kemkomdigi dan Sekjen PPK Kosgoro 1957, serta MoA antara Kepala BPSDM Komdigi dan Rektor IBI Kosgoro 1957.

"Hari ini Kemkomdigi melakukan sebuah kerja sama dengan IBI Kosgoro 1957 untuk tidak hanya membangun infrastrukturnya, tapi membangun manusia-manusianya," tutur Meutya.

3. Negara tak bisa bekerja sendiri butuh peran kampus dan mahasiswa

Meutya Hafid dalam acara "LIKE, SHARE, PROTECT: ANAK KITA DI DUNIA DIGITAL" di Gedung IDN HQ pada Senin (21/4/2025). (IDN Times/Alya Achyarini)

Kemitraan dengan institusi pendidikan dipandang sebagai kunci dalam menciptakan generasi digital yang tidak hanya pintar secara teknis, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial.

"Negara tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh peran kampus dan mahasiswa untuk bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman dan berdaya guna,” ujar Meutya.

Editorial Team