Jakarta, IDN Times - Mulai 25 April 2019, penumpang yang ingin melakukan perjalanan menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, wajib menggunakan tiket MRT yang dikenal dengan tiket jelajah.
"Penumpang bisa membeli tiket MRT melalui mesin tiket maupun kantor penjualan yang tersedia di stasiun," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar
di kantor MRT, Wisma Nusantara, Jumat (22/3).
William menjelaskan, MRT menyediakan 790 ribu tiket yang terdiri dari 490 tiket single trip atau sekali perjalanan, dan 300 tiket multi trip atau perjalanan berkelanjutan.
Tarifnya, "kartu single trip bisa dibeli seharga Rp15 ribu, sementara kartu multi trip Rp25 ribu," jelasnya.
Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta, Tuhiyat menambahkan, kartu single trip hanya berlaku untuk satu kali perjalanan seperti dari Stasiun Lebak ke Stasiun Bundaran HI dan di stasiun saat naik.
"Jika penumpang memakai single trip dari Stasiun Lebak Bulus mau ke Senayan, maka tarifnya sudah ditentukan. Jika turun lebih dekat atau Blok M bisa, tetapi tidak ada pengembalian. Tapi jika turunnya lebih jauh misal di Dukuh Atas akan ada penyesuaian harga nantinya," jelas Tuhiyat.
Untuk itu Tuhiyat menyarankan, sigle trip digunakan untuk penumpang yang hanya ingin coba atau tidak terlalu rutin menggunakan MRT.
Bagi penumpang yang nantinya sering menggunakan MRT, sebaiknya membeli tiket multi trip agar bisa mengisi saldo di stasiun mana saja asalkan saldo mencukupi.
"Kami masih membicarakan dengan bank untuk masalah validasi kartu multi trip ini," lanjut Tuhiyat.
Seperti diketahui, MRT akan menggratiskan tarif selama satu minggu dari 25 sampai 31 Maret 2019, sebelum resmi beroperasi pada 1 April mendatang.
William menambahkan, meskipun gratis tetapi saat operasi komersial tersebut penumpang harus membeli tiket MRT di mesin tiket atau kantor penjualan di stasiun.
"Penumpang memang harus beli tiket MRT untuk tap buka, tetapi saldonya tidak berkurang," imbuhnya.