Wacana Pertemuan Prabowo-Mega Bisa Jadi Pemantik Rekonsiliasi Politik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat politik, Ujang Komarudin menilai, wacana pertemuan Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bisa menjadi pemantik rekonsiliasi politik nasional.
"Kalau kita bicara rekonsiliasi nasional diawali dan didahului oleh silaturahmi pertemuan Prabowo dengan Puan dan kelihatannya juga akan terus berlanjut pada pertemuan Prabowo Megawati dan tokoh lainnya seperti Zulhas, Luhut dan SBY dapat menjadi langkah konsolidasi atau rekonsiliasi nasional," kata Ujang dalam keterangannya, Senin (15/4/2024).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Optimistis MK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres
1. Idul Fitri jadi momen silaturahmi
Ujang mengatakan, Idul Fitri bisa menjadi momen untuk silaturahmi dengan lawan politik. Sehingga, di momen Idul Fitri bisa menjadi alasan untuk bisa bersilaturahmi.
"Kalau kita sih inginnya baik-baik tokoh-tokoh bangsa itu baik-baik, tetapi kan ada latar belakang mereka mohon maaf ya bermusuhan mereka berkonflik karena perbedaan dukungan dan perbedaan kepentingan yang tidak bisa ketemu di antara mereka," kata dia.
Baca Juga: Prabowo Temui SBY Jumat Malam, Tunjukkan Rasa Hormat ke Senior
Editor’s picks
2. Pertemuan Megawati dan Prabowo bisa saja terjadi
Ujang menilai, pertemuan Megawati dan Prabowo bisa saja terjadi. Agendanya bisa dibuat dan tidak sesulit mengatur pertemuan antara Megawati dan Presiden Jokowi atau dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya melihat kalau Jokowi dengan Bu Mega agak sulit, dengan Jokowi mungkin dengan waktu yang agak panjang tapi kalau antara Prabowo dengan Megawati akan tinggal menunggu waktu, kita punya pengalaman ya SBY dengan Megawati mohon maaf tidak akrab sampai sekarang tidak harmonis itu kan dari 2004 hingga sekarang 2024," ucap dia.
"Artinya 5 kali Pemilu 2004-2009, 2014 2019-2024 hampir 25 tahun ketidakharmonisan terjadi antara SBY dan Megawati," sambungnya.
3. Prabowo bisa jadi jembatan komunikasi
Dalam kesempatan itu, Ujang mengatakan, Prabowo bisa menjadi jembatan komunikasi antar tokoh yang hubungannya kurang harmonis.
"Mungkin nanti ada penengah Prabowo sebagai presiden terpilih atau presiden yang akan dilantik pada Oktober 2024 nanti, yang bisa menyebabkan di pertemuan antara Jokowi dengan Megawati. Jadi kita lihat saja nanti dinamikanya, kita lihat progresnya terkait dengan perkembangan politik ke depan terkait dengan rekonsiliasi itu bisa terjadi, bisa juga tidak kita lihat saja nanti ke depan seperti apa," imbuhnya.