Lemang Wak Hafsah, Takjil Favorit Warga Banda Aceh

Sejak 2001, selalu ramai diserbu pembeli saat Ramadan

Banda Aceh, IDN Times - Lemang merupakan salah satu menu takjil pilihan warga Aceh, khususnya Kota Banda Aceh. Tak heran jika kuliner berbahan ketan dan santan ini lebih mudah didapatkan saat Ramadan, terutama jelang berbuka puasa.

Ngomong-ngomong soal lemang, ada salah satu tempat di Kota Banda Aceh yang selalu ramai disambangi para pembeli selama puasa, yakni Lemang Hafsah. Lokasinya berada di kawasan Jalan Syiah Kuala, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam.

Sambil menunggu waktu berbuka puasa dan mencari takjil, IDN Times coba menyambangi lokasi penjualan Lemang Wak Hafsah tersebut. Bagaimana suasananya? Yuk simak.

Baca Juga: Menikmati Pulennya Lemang Kantong, Kuliner Khas Desa Lempur Kerinci

1. Selama Ramdan, pembeli menyerbu

Lemang Wak Hafsah, Takjil Favorit Warga Banda AcehLemang Wak Wak Hafsah di Banda Aceh (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Sejumlah warga tampak berdiri di bahu Jalan Syiah Kuala, Jalan Syiah Kuala, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam. Posisi mereka berdiri tak beraturan, namun mengitari meja kayu beralaskan daun pisang.

Mereka sibuk menunjuk gulungan ketan berbalut daun pisang di atas meja tersebut. Makanan yang dikenal sebagai lemang itu, terhidang berbagai ukuran maupun potongan. Varian rasa yang dijual hanya tiga, ketan putih ketan hitam, dan ubi.

Setelah menerima bungkusan plastik berisi lemang, satu per satu warga beranjak pergi. Berganti, warga lainnya yang datang.

Begitulah gambaran gerai lemang milik Hafsah. Saban hari selama Ramadan, setelah dibuka sekitar pukul 16.30 WIB tempat itu dikaui selalu ramai dikunjungi pembeli hingga jelang berbuka puasa.

2. Alasan warga membeli lemang di tempat Lemang Wak Hafsah

Lemang Wak Hafsah, Takjil Favorit Warga Banda AcehLemang Wak Wak Hafsah di Banda Aceh (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Salah seorang pembeli bernama Nurkhalis, mengaku rasa Lemang Wak Hafsah gak perlu diragukan lagi. Sehingga, ia harus cepat-cepat datang mengantre untuk membeli lemang buatan perempuan paruh baya tersebut.

“Kalau rasa memang sudah tidak diragukan lagi, memang lebih enak meskipun kita simpan untuk besok dia tetap enak,” kata Nurkhalis.

Saat bekerja di Banda Aceh beberapa tahun lalu, pria ini juga mengaku rutin membeli Lemang Wak Hafsah setiap Ramadan. Lemang ketan putih menjadi incarannya setiap saat.

“Meskipun sekarang saya tidak bekerja di Banda Aceh, tetapi kalau pulang ke Banda Aceh pasti mencari lemang di sini. Karena sudah favorit, sebab rasa selainya berbeda. Itu yang menjadi pilihan,” imbuhnya.

Berbeda halnya dengan Nurkhalis, salah seorang warga bernama Mizar malah mengaku belum pernah merasakan lemang milik Hafsah. Oxleh karena itu, pria ini pun ingin mencoba.

“Memang sebelum-sebelumnya tahu juga mengenai keberadaan lemang ini, tetapi belum pernah rasa. Lemang lain sudah pernah saya rasa, apalagi sewaktu bulan puasa,” kata Mizar.

“Tadi saya beli cuma Rp20 ribu saja,” imbuhnya.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Lemang, Makanan Khas Sumatra Saat Puasa dan Lebaran 

3. Lemang Hafsah sudah ada sejak 2001

Lemang Wak Hafsah, Takjil Favorit Warga Banda AcehLemang Wak Wak Hafsah di Banda Aceh (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Hafsah selaku pemilik Lemang Wak Hafsah, menceritakan dirinya telah menjual panganan yang dimasak atau ditanak dalam bambu ini sejak 2001 lalu. Kala itu, dirinya hanya mampu menjual 10-12 bambu ketan.

“Sudah mulai berjualan lemang di sini sejak 2001. Pada waktu awal-awal dahulu hanya mampu menjual sekitar 10 hingga 12 bambu ketan,” kata Hafsah.

Usaha itu terus ditekuni Hafsah beserta keluarganya. Kini, selama puasa, dalam sehari Lemang Wak Hafsah dapat laku terjual hingga 60 bambu atau setara 100 kilogram ketan.

“Itu lakunya nanti bisa sampai Rp4,5 juta sehari,” ujarnya.

4. Ada tiga rasa dan dijual dengan harga yang bervariasi

Lemang Wak Hafsah, Takjil Favorit Warga Banda AcehLemang Wak Wak Hafsah di Banda Aceh (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Ada tiga rasa yang dijual pada Lemang Wak Hafsah, yakni lemang ketan putih, lemang ketan hitam, dan lemang ubi. Ia mengaku semau jenis lemang tersebut selalu laku terjual, namun yang paling banyak dicari adalah lemang ketan putih.

“Semua sering dicari, namun lebih banyak menyediakan yang putih karena lebih banyak dicari,” ungkapnya.

Mengenai harga, Hafsah memiliki variasi untuk panganan yang bisa dinikmati dengan cara menambahkan selai maupun srikaya tersebut. Untuk lemang yang sudah dipotong-potong, Hafsah menjualnya mulai dari harga Rp5 ribu hingga lebih Rp10 ribu. Sedangkan untuk pembelian per bambu bergantung ukuran diameter bambu.

“Kalau bambunya besar, ya harganya lain, begitu juga sebaliknya. Kalau yang bambu ada Rp 30 ribu, Rp 40 ribu, hingga Rp 100 ribu,” ujarnya.

Baca Juga: Resep Kue Mangkok Tape Singkong yang Legit, Pas buat Menu Takjil

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya