Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sungai Ciliwung di Jakarta (IDN Times/Anata Syah Fitri)

Jakarta, IDN Times - Sungai Ciliwung, ya siapa yang tak mengenal sungai yang membentang panjang dari Bogor hingga Jakarta. Setiap musim penghujan tiba, Sungai Ciliwung selalu menjadi perhatian.

Maklum saja, Sungai Ciliwung kini lebih identik dengan banjir. Luapan air dari sungai tersebut sering kali memaksa warga untuk mengungsi karena rumah terendam.

Sejarawan JJ Rizal tak memungkiri hal tersebut. Namun, ia mengatakan, Sungai Ciliwung merupakan awal peradaban Jakarta.

"Ya Ciliwung itu saudara kembarnya Jakarta. Jadi Jakarta sebenarnya lahir bersama Ciliwung," kata JJ Rizal saat berbincang dengan IDN Times dalam Nostalgia Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, Ibu Kota terbentuk dari hujan tropis yang mengikis punggung gunung di selatan Jakarta. Air hujan itu membawa lumpur dan membentuk daratan aluvial.

"Airnya itu juga membentuk sungai. Jadi Jakarta daratannya dan Ciliwung itu dua saudara sebenarnya," ucap JJ Rizal.

Lalu, dari mana asal nama Ciliwung dan sejak kapan dikenal identik dengan bencana?

1. Asal nama Sungai Ciliwung

IDN Times/Aldila Muharma

JJ Rizal mengatakan, belum diketahui secara pasti kapan nama Ciliwung disematkan pada sungai yang membelah Jakarta. Berbagai naskah klasik sudah menyebut nama Sungai Ciliwung.

"Ciliwung ini nama yang sudah disebut dalam sumber-sumber Sunda klasik ya. Itu nama purba, definisinya atau artinya ada bermacam-macam, ada yang bilang itu nama orang seorang panglima perang," kata dia.

Akan tetapi, ada yang mendefinisikan sebagai liwung-liwung atau berkelok-kelok seperti wujud sungainya. Kemudian ada pula yang mengartikan Ciliwung sebagai cihaliwung atau sungai keruh.

"Dan memang sifat dasar dari Ciliwung itu, sejak awal ketika terbentuk 5.000 tahun yang lalu itu memang sungai yang membawa endapan lumpur," jelas JJ Rizal.

2. Sungai Ciliwung jadi jantung Jakarta

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di