Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemuka Agama-Aktivis Dorong Puasa Energi Selama Ramadan, Yuk Mulai!

Suasana Masjid Istiqlal yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Bulan Ramadan bukan hanya waktu untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga kesempatan bagi umat Islam untuk lebih bijak dalam penggunaan energi.

Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah sekaligus Direktur Eksekutif Muhammadiyah Climate Center, Agus S. Djamil, menegaskan Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah.

"Saya merasa bahagia karena transisi energi kini menjadi isu yang diperbincangkan tidak hanya dalam lingkup akademik, tetapi juga dalam konteks agama. Kita perlu segera mewujudkan kemandirian energi, mengingat saat ini sebagian besar energi kita masih bergantung pada impor," ujarnya, Rabu (19/2/2025). 

1. Dorong pengurangan tagihan listrik hingga 75 persen rumah tangga

Layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC) PT PLN (Persero) kini semakin diminati oleh pelanggan. (Dok. PLN)

Sementara, Pokja Bimbingan Teknis Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Sudarmawan, mengungkapkan upaya sederhana dapat berdampak besar.

Kementerian ESDM telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tentang pentingnya penghematan energi.

"Di salah satu area di Jakarta, kami berhasil mendorong pengurangan tagihan listrik hingga 75 persen rumah tangga dalam waktu tiga bulan saja," kata Eko.

2. AC sumbang 60 persen konsumsi listrik

ilustrasi air conditioner (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Eko mengatakan salah satu langkah konkret yang direkomendasikan adalah mengurangi penggunaan pendingin udara atau AC, yang menyumbang 50 sampai 60 persen konsumsi listrik rumah tangga. 

Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan cahaya matahari pada siang hari untuk pencahayaan alami, yang dapat menghemat hingga 15 persen dari total konsumsi listrik. 

"Beralih ke lampu LED juga menjadi solusi hemat energi yang disarankan," kata Eko.

3. Puasa energi selama Ramadan

ilustrasi salat (pexels.com/Thirdman)

Sementara dalam konteks ibadah, Koordinator Nasional Greenfaith Indonesia, Hening Parlan, menekankan pentingnya pengurangan konsumsi energi di rumah dan tempat ibadah.

"Jika kita tidak bijak dalam mengelola energi, kita justru memperbanyak pemborosan. Saya mengajak semua untuk 'puasa energi' di rumah dan di masjid. Mari kita matikan lampu saat tidak digunakan, terutama saat kita beribadah," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga diperkenalkan dengan buku fikih Transisi Energi Berkeadilan, sebuah panduan bagi umat Islam untuk memahami konsep transisi energi dari perspektif keagamaan. 

Lebih dari sekadar kampanye, para pemuka agama dan aktivis lingkungan berharap upaya ini bisa menginspirasi lebih banyak masyarakat, untuk berpartisipasi dalam transisi energi yang berkeadilan.

"Kami berharap buku fikih Transisi Energi Berkeadilan dan acara ini dapat menginspirasi umat Islam, untuk menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari keseharian, khususnya dalam menyambut bulan suci Ramadan," kata Aldy Permana dari Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC) Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us