Pengamat: Anies Harus Berterima Kasih pada Giring

23 Jan 2022, 21:55 WIB

Pengamat Politik, Adi Prayitno (jaket putih) (IDN TImes/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Hubungan politik antara Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, makin memanas. Terbaru, eks vokalis Band Nidji itu membalas serangan Anies dengan bernyanyi bersama warga sekitar lokasi pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), di Jakarta Utara.

Pengamat Politik, Adi Prayitno, mengatakan saling serang antara Giring dan Anies perlu dirawat.

"Orang bertanya, apa pentingnya perkelahian antara Anies dan Giring, PSI dan Anies, ya penting bagi kita menekuni dunia politik, yang begini harus dirawat," ujar Adi dalam diskusi politik di Jakarta, Minggu (23/11/2022).

Menurut Adi, politik adalah tempatnya untuk saling menyerang dan membantah. Sehingga, hal itu merupakan sesuatu yang biasa.

1. Anies harus berterima kasih kepada Giring dan PSI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha (kanan) (Dok. Instagram Anies Baswedan/Giring Ganesha)

Dalam kesempatan itu, Adi mengatakan, Anies seharusnya berterima kasih kepada Giring dan PSI. Sebab, mereka secara tidak langsung memviralkan program Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Coba bayangkan, siapa yang pernah ngebayangkan Ketua Umum PSI datang ke arena Formula E, ada kambing, gak ada yang bayangin itu," ucap dia.

2. Anies dinilai menyebut Giring suaranya lebih bagus dalam bernyanyi ketimbang politik

Giring "Nidji" Ganesha. (Instagram.com/ Giring)

Terkait unggahan Anies melalui akun Instagramnya saat mengundang Band Nidji dan menyebutnya suaranya bagus tak ada sumbang, menurut Adi, memang bermaksud untuk menyindir Giring. Namun, maksud dari diksi "tak sumbang" bukan soal suara Giring dalam bernyanyi.

"'Hey jangan brisik lu jangan nyanyi di sini, suaranya 'sumbang', itu kan Anies banget ingin mengkritik Giring, PSI kalau fals suaranya jangan ngomong politik, secara tidak langsung Anies ingin mengatakan 'Giring ini kalau nyanyi bagus, tapi kalau ngomong politik jelek banget deh." Saya menterjemahkan itu saja," kata Adi.

3. Kondisi politik diharapkan tidak adem ayem

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno (Istimewa)

Lebih lanjut, Adi berharap, kondisi politik di Indonesia tidak senyap seperti yang terjadi pada pemerintah pusat, yang tidak ada kritik kuat dari DPR RI.

"Jangan harap politik itu adem ayem, sami'na atoh'na sepeti apa yang terjadi di pusat saat ini, ketika misalnya ada UU Ciptaker, revisi UU KPK, UU IKN, itu senyap, ini namanya saja demokrasi, tapi dalamnya all Jokowi's men," sindir dia.