Jakarta, IDN Times - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Disebutkan, putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bertemu Jokowi untuk membahas peluang Demokrat merapat ke kubu 01 usai Pemilu 2019.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku belum mendengar kabar pertemuan AHY dan Jokowi.
"Aku belum tahu apa-apa tentang itu. Saya seharian ini, bahkan sejak kemarin cuma urus soal dana kampanye dan partai," ujarnya di Hotel Borobudur, Kamis (2/5).
Dia mengaku, baru bisa berkomentar setelah memastikan pertemuan antara AHY dan Jokowi benar-benar terjadi. Pasalnya, saat ini Partai Demokrat masih menyelesaikan persoalan penghitungan suara serta pelaporan penggunaan dana kampanye ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Lebih lanjut, Hinca menuturkan, belum berkomunikasi dengan AHY yang sebelumnya berada di Singapura untuk menemani ibundanya, Ani Yudhoyono, yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit ternama di Negeri Singa.
"Saya belum komunikasi sejak dua hari lalu. Namun, (AHY) kemarin di Singapura. Waktu kami di Singapura Minggu lalu, sama-sama di sana. Mas Ibas juga di sana, keluarga di sana semua," ujarnya.
Menurutnya, Partai Demokrat tidak akan meninggalkan Koalisi Adil-Makmur Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Meski berada di dalam koalisi, Hinca mengatakan, pihaknya tetap akan bersikap objektif.
Demokrat berjanji akan tetap mengeluarkan kritik apabila koalisi melakukan kesalahan, tetapi dengan cara yang bersahabat.
"Tapi sampai hari ini kami masih tetap berada dalam posisi koalisi. Tidak ada apa namanya, adatnya orang Demokrat itu meninggalkan teman seperjuangan ketika sedang bertempur," imbuhnya.
Sementara itu, calon wakil presiden Sandiaga Uno mengaku belum mengetahui pertemuan AHY dan Jokowi di Istana. Namun demikian, Sandiaga menegaskan jika Demokrat masih solid bersama koalisinya.
“Belum dengar saya. Belum dengar,” kata Sandiaga di Senayan, Jakarta, Kamis (2/5).
“Saya masih melihat saat ini bahwa kita solid, Koalisi Adil Makmur solid dan ini kan tentang gimana menghadirkan pemilu yang bermartabat, bagi kita adalah proses ini harus kita tuntaskan sampai akhir, sampai hari ini alhamdulillah Demokrat dan PAN memberikan kepastian bahwa mereka tetap berada di koalisi kita,” sambungnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin membuka pintu bagi Partai Demokrat bergabung. Peluang itu dinilai cukup besar mengingat komunikasi Jokowi dengan pimpinan PD cukup baik.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mendatangi Jokowi di Istana Presiden beberapa waktu lalu. Kedatangan Zulhas menimbulkan spekulasi terpecahnya dukungan di Koalisi Adil-Makmur usai kekalahan Prabowo-Sandi dari Jokowi-Amin dalam real count sementara KPU.