Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pencemaran udara (IDN Times/Nathan Manaloe)

Jakarta, IDN Times - Co-Founder Bicara Udara, Novita Natalia, mengungkapkan polusi udara bertanggung jawab atas 25 persen kematian akibat kardiovaskular, terutama bagi warga yang tinggal di kota besar.

"Ternyata polisi udara berdampak pada kematian di dunia maupun di Indonesia. Bahkan di 2019 polusi udara di Indonesia jadi penyebab kematian ada di peringkat lima. Jadi bukan sesuatu hal yang dibanggakan," ujarnya dalam Diskusi Publik dipantau daring, Rabu (25/1/2023).

1. Polusi udara meningkatkan konsultasi kesehatan pasien di Jabodetabek

Ilustrasi rumah sakit. (IDN Times/ Arief Rahmat)

Studi yang dilakukan NAFAS dan perusahaan telemedicine di Indonesia setiap kenaikan 10 microgram PM 2.5, atau partikulat berbahaya terasosiasi dengan 40 persen kenaikan konsultasi pasien di Jabodetabek.

"Pada Juni 2022 kenaikan PM 2.5 drastis diikuti lima kali lipat konsultasi kesehatan, yakni influenza dalam enam sampai 12 jam, kemudian kenaikan konsultasi tiga kali lipat untuk konsultasi Rhinitis dalam rentang waktu 10 sampai 12 jam, dan tiga kali lipat konsultasi asma dalam 12 jam dan dua kali lipat kasus bronchitis dalam 48 jam," paparnya.

2. Kemacetan jadi sumber polusi paling banyak di Jakarta

Editorial Team

Tonton lebih seru di