Jakarta, IDN Times - Tri Rismaharini sempat menyampaikan keinginannya untuk mengundurkan diri sebagai Menteri Sosial (Mensos), usai daftar sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur.
Namun, pada Selasa (3/9/2024), Risma terlihat masih hadir di Istana Kepresidenan Jakarta untuk mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko "Jokowi" Wododo.
Agenda rapat terbatas terkait pelaksanaan transformasi digital pemerintah melalui INA Digital.
Sebelumnya, Risma mengaku akan mengajukan pengunduran diri setelah menyelesaikan pendaftaran pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, Kamis (29/8/2024).
"Mundur, saya akan mundur," ujarnya usai ziarah ke Makam Sunan Bungkul Surabaya.
Kemudian, rencananya Risma akan menghadap Presiden Jokowi pada Jumat. Dalam pertemuan itulah, mantan Wali Kota Surabaya dua periode ini meminta untuk mengundurkan diri karena ingin fokus di pencalonannya di Jatim.
"Besok Insyaallah kalau bisa minta waktu Pak Presiden untuk bisa mengundurkan diri. Tapi di aturan tidak diatur. Tapi saya akan mengundurkan diri dan itu kewenangan beliau," kata Risma.
Keesokan harinya, Risma menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Jumat (30/8/2024) pagi. Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan, dalam pertemuan itu, Risma tak menyerahkan surat pengunduran diri.
"Sampai dengan saat ini, Ibu Risma belum menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Menteri Sosial," ujar Ari kepada jurnalis, Jumat.
Ari mengatakan, Presiden Jokowi menerima Risma di Istana Merdeka, Jakarta pukul 08.30 WIB. Dalam pertemuan itu, Risma melapor ke Jokowi sudah maju sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur.
"Bu Risma melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa beliau dicalonkan oleh partai politik sebagai bakal calon gubernur dan telah mendaftar ke KPU Provinsi Jatim," kata dia.
Menurutnya, Presiden Jokowi menghormati hak politik Risma. Berdasarkan Undang-Undang Pilkada, seorang menteri, pejabat setingkat menteri atau kepala lembaga yang hendak maju sebagai calon kepala daerah/wakil kepala daerah sedianya mundur dari jabatannya.
"Tapi, keputusan untuk mundur dari jabatan tersebut menjadi hak atau pilihan pribadi yang bersangkutan yang patut dihormati," ujar Ari.