Menlu Retno: Kualitas Demokrasi Global Menurun 15 Tahun Berturut-turut

Pandemik COVID-19 telah memperburuk tren ini

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa kebebasan global telah menunjukkan kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip laporan tahun 2021 oleh Freedom House, Retno mengatakan bahwa kebebasan global telah menurun selama 15 tahun berturut-turut dan hampir 75 persen populasi dunia tinggal di negara-negara yang menghadapi kemunduran demokrasi tahun lalu.

“Termasuk di negara demokrasi yang sudah mapan,” katanya dalam Forum Demokrasi Bali ke-14 yang diadakan secara hybrid, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Jelaskan Makna Logo Presidensi G20 Indonesia

1. Pandemik mengubah cara pemerintahan

Menlu Retno: Kualitas Demokrasi Global Menurun 15 Tahun Berturut-turutMenteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 di Bali, Kamis (9/12/2021). (dok. Kemenlu)

Dalam pemaparannya, Retno mengatakan bahwa pada Forum tahun lalu, para peserta membahas bagaimana pandemik telah memaksa berbagai pemerintahan untuk mengubah cara dalam menjalankan pemerintahan.

Retno pun menjelaskan bahwa salah satu tantangan yang diidentifikasi oleh para peserta adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara menegakkan nilai-nilai demokrasi dan memperkenalkan langkah-langkah sementara untuk mengelola pandemik.

“Banyak negara melalui proses trial and error dan hasilnya bervariasi,” ungkapnya.

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa laporan tahun 2021 oleh International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) menunjukkan bahwa beberapa negara berkinerja sangat baik sementara yang lain berjuang secara signifikan untuk mempertahankan demokrasi selama pandemik.

“Namun demikian, faktanya menunjukkan bahwa beberapa yang berkinerja terbaik dalam respons pandemik adalah negara demokrasi,” jelasnya.

2. Orang-orang lebih menyukai demokrasi

Menlu Retno: Kualitas Demokrasi Global Menurun 15 Tahun Berturut-turutMenteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 di Bali, Kamis (9/12/2021). (dok. Kemenlu)

Retno juga menjelaskan bahwa menurut jajak pendapat Indeks Persepsi Demokrasi 2021, diketahui bahwa orang-orang di seluruh dunia sebenarnya lebih menyukai demokrasi.

Ia pun menyebut kesempatan ini harus dimanfaatkan dan Forum ini adalah kesempatan untuk membahas bagaimana demokrasi dapat meningkatkan kualitas pemulihan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam pemulihan, dan untuk memperkuat lingkungan internasional yang memungkinkan untuk pemulihan berkelanjutan.

Baca Juga: Retno Marsudi Bertemu Menlu Inggris, Bahas Vaksin hingga Afghanistan

3. Poin penting pembahasan

Menlu Retno: Kualitas Demokrasi Global Menurun 15 Tahun Berturut-turutMenteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 di Bali, Kamis (9/12/2021). (dok. Kemenlu)

Ada tiga poin penting yang ditegaskan Retno dalam hal ini. Pertama yakni bahwa dunia menjunjung tinggi kesetaraan untuk memastikan pemulihan yang cepat. Ia menjelaskan bahwa dalam demokrasi, kesetaraan adalah tentang keadilan.

“Menjunjung tinggi kesetaraan berarti memberikan kondisi atau kesempatan yang sama bagi setiap orang,” katanya.

“Dalam konteks pandemik, ini berarti memberi semua orang kesempatan yang sama untuk memenangkan pertempuran melawan COVID-19,” tambah Retno.

Ia pun menyatakan bahwa ketersediaan vaksin saat ini bisa menjadi senjata yang aman dan efektif untuk mengakhiri pandemik dan mempercepat pemulihan. Namun ia juga mengatakan pemulihan yang lancar dan berkelanjutan akan bergantung pada kemampuan untuk memastikan akses yang adil ke vaksin untuk semua.

Selanjutnya, ia menyebut bahwa dunia harus mempromosikan kebijakan inklusif untuk mengamankan pemulihan bagi semua. Sementara yang ketiga adalah imbauan untuk harus menciptakan arsitektur ekonomi global yang hanya untuk mempercepat pemulihan.

“Dalam demokrasi, keadilan berarti setiap orang dapat menggunakan haknya dan sejahtera dalam masyarakat. Dalam konteks pandemik, ini berarti setiap negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk pulih,” jelasnya.

Baca Juga: China Sebut KTT Demokrasi AS Cara Biden Kumpulkan 'Penjahat'

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya