Rumah Kopi Amungme Gold, Buah Semangat Petani di Papua

Nathan menceritakan awal mula program kopi dijalankan, tepatnya pada 1998 hingga 2013, kala itu PT Freeport Indonesia mengajak masyarakat menanam kopi di beberapa kampung sebagai percontohan, mulai dari Utikini Lama, Banti, Tsinga, Aroanop, dan Hoya.

Sosialisasi demi sosialisasi terus dilakukan, namun membutuhkan waktu yang lama untuk mengajak masyarakat agar bisa mengembangkan program kopi tersebut.

Perlu diketahui, tambang bawah tanah yang saat ini dikelola PT Freeport merupakan sumber daya yang tidak bisa diperbarui, dan suatu saat akan habis terpakai, sehingga diperlukan sektor lain yang bisa dikembangkan masyarakat.

"Manajemen PT FI sangat jatuh bangun mendorong masyarakat supaya masyarakat itu bisa menanam kopi, karena masyarakat kita ini tidak mengenal kopi itu dari mana, dan ini waktu cukup panjang untuk memperkenalkan kopi kepada masyarakat," ungkap Nathan.

Hingga kini, masyarakat sudah mengetahui manfaat dari menanam kopi. Dari situlah mereka berlomba-lomba untuk menanam kopi dengan mempergunakan lahan milik mereka sendiri.

Saat ini, terdapat 154 petani kopi yang tersebar di tiga distrik, dengan luas hamparan kebun kopi mencapai 200 hektare lebih, yang tersebar di beberapa kampung di dataran tinggi atau di atas 3,2 hingga 3,5 ribu mdpl.

Ke depan, jumlah petani kopi akan terus bertambah, seiring banyaknya masyarakat yang melihat kopi sebagai sesuatu hal yang menjanjikan.

Pemerintah setempat pun mendukung dan berinisiatif menyediakan bibit kopi bagi masyarakat yang belum memiliki kebun kopi.

"Kita sejak 2013 kita juga mendapat karyawan kopi mandiri, semua yang saat ini aktif ada 154 petani," kata Nathan.

Sementara, setiap tahunnya, hasil panen kopi baru mencapai 1,7 hingga 2 ton lebih. Hasil tersebut terbilang sangat sedikit untuk mencukupi permintaan kopi.

Ke depan akan menjadi perhatian PT Freeport Indonesia untuk terus memberikan dukunga kepada masyarakat, agar mereka lebih giat menanam kopi sehingga ke depan meningkatkan hasil panennya.

"Hasil panen kopi baru mencapai 2 ton," ungkap Nathan.

Setelah dibuka Rumah Kopi Amungme Gold, ke depan akan ada kerja sama dengan pihak-pihak lain, sehingga hasil panen masyarakat tidak hanya untuk menyuplai koperasi, tetapi bisa memenuhi permintaan pihak-pihak lain.

"Jadi ke depan Koperasi Amungme Gold ini diharapkan bisa bekerja sama dengan bank-bank, perhotelan, dan yang lainnya," kata Nathan.