5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun Kemudian

Pelaku janjikan korban bisa lolos tanpa tes asal bayar

Jakarta, IDN Times - Kisah pembunuhan calon siswa (casis) bintara TNI Angkatan Laut, IST, kini tengah menjadi sorotan publik. Hal itu lantaran pelaku, Serda AAM, mengaku kepada keluarga korban bahwa IST tengah mengikuti pendidikan di Padang, Sumatra Barat. Tetapi kenyataannya, ia sudah tewas dibunuh sejak Desember 2022. 

Selain itu, Serda AAM yang bertugas sebagai Polisi Militer Pangkalan TNI AL Nias, menipu keluarga korban. Serda AAM meminta sejumlah uang bila ingin IST lolos dan menjadi prajurit TNI AL tanpa melewati tes. 

Berikut lima fakta mengenai pembunuhan keji tersebut. 

1. Pelaku sempat diminta keluarga korban agar meloloskan IST jadi prajurit TNI AL

5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun KemudianIlustrasi prajurit TNI (IDN Times/Istimewa)

Pelaku pembunuhan, Serda AAM rupanya kenal dengan salah satu keluarga korban. Saudara korban yakni Antonius Paiman Telaumbanua meminta bantuan kepada Serda AAM ketika dibuka pendaftaran calon siswa bintara TNI AL di Lanal Nias. Paiman meminta agar IST bisa dibantu supaya lolos seleksi. 

Serda AAM menyanggupi permintaan Paiman. Tetapi, belakangan diketahui IST tidak lolos ketika mengikuti seleksi bintara gelombang II pada 2022. 

Serda AAM kemudian mendatangi rumah korban, IST. Ia menawarkan IST ikut dibawa ke Padang dan mengikuti tes. Serda AAM mengakui ia memiliki paman yang bisa membantunya lolos seleksi. IST setuju dan ikut Serda AAM di Padang. 

Baca Juga: Setahun Tanpa Kabar, Casis Bintara asal Nias Dibunuh Anggota TNI AL 

2. Serda AAM kirimkan foto korban ke keluarga, berdalih IST sedang ikut pendidikan

5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun KemudianFoto casis TNI Angkatan Laut (AL) bernama Iwan Sutrisman Telaumbanua (21 tahun) di Nias, Sumut. (Dokumentasi Istimewa)

Serda AAM diduga kuat sudah memiliki niat tidak baik sejak awal. Salah satunya terlihat ketika IST diminta mengenakan pakaian seragam dinas TNI dengan nama korban. Kepala IST juga digundul layaknya siswa bintara TNI AL. 

Serda AAM mengatakan kepada keluarga bahwa IST sudah lulus seleksi dan akan mengikuti pendidikan di Tanjung Uban. Pada kenyataannya usai foto itu diambil, IST dibunuh Serda AAM di Sumbar. Jenazahnya dibuang di jurang area Talawi Sawahlunto, Sumbar. 

Pada September 2023, Serda AAM menghubungi keluarga IST bahwa IST bakal dilantik menjadi prajurit TNI pada Oktober 2023. Sehingga keluarga diminta bertolak ke Tanjung Uban.

Namun, tiba-tiba Serda AAM menyampaikan bahwa pelantikan IST sebagai prajurit TNI AL ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. Alasannya, IST terpilih sebagai salah satu pasukan marinir. 

Lantaran tidak juga mendapatkan kepastian, keluarga korban kembali berkunjung ke Nias pada 15 Oktober 2023, namun hasilnya nihil. 

Keluarga IST lalu kembali menjumpai Serda AAM pada Januari 2024 di Pomal Lanal Nias. Mereka menanyakan kepastian keberadaan IST dan waktu pelantikan. 

Serda AAM tidak pernah bisa memberikan kepastian kapan pelantikan dilakukan. Bahkan, ia mengaku tidak tahu di mana keberadaan IST. Meski begitu, Serda AAM berusaha meyakinkan pihak keluarga bahwa IST dalam keadaan baik-baik saja. Ia mengaku bakal bertanggung jawab soal keberadaan IST. 

Keluarga tak percaya. Pada 27 Maret 2024, keluarga memutuskan melaporkan peristiwa itu ke Lanal Nias. Lalu, sehari kemudian ada pesonel TNI AL yang datang mendatangi rumah keluarga. Di sinilah keluarga diberitahukan bahwa IST telah dibunuh Serda AAM. 

3. IST dibunuh pada Desember 2022 dan jenazahnya dibuang ke jurang

5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun Kemudianilustrasi korban. (IDN Times/Mardya Shakti)

Komandan Denpom Lanal Nias, Mayor Laut (PM) Afrizal mengatakan peristiwa pembunuhan IST terjadi pada Desember 2022. Serda AAM membunuh IST tidak seorang diri. Ia dibantu warga sipil berinisial ALV. 

"Dari hasil pemeriksaan, Serda AAM mengaku bersama ALV telah menghilangkan nyawa Iwan pada 24 Desember 2022 sore. Caranya dengan menusuk perut korban menggunakan pisau. Lalu, jenazahnya dibuang ke jurang di daerah Talawi Sawahlunto, Padang, Sumatra Barat," ujar Afrizal. 

Sementara, Kasat Reskrim Sawahlunto, AKP Syafrinaldi mengatakan ALV bersedia membantu Serda AAM dalam aksi pembunuhan lantaran diiming-imingi uang senilai Rp30 juta. 

4. Pelaku pembunuhan IST sempat minta uang Rp200 juta ke keluarga korban

5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun KemudianBNI sediakan uang tunai Rp26,6 triliun untuk Ramadan dan Idul Fitri. (dok. Humas BNI)

Serda AAM rupanya juga meminta uang Rp200 juta kepada keluarga IST. Uang itu disebut merupakan biaya bila IST ingin lolos sebagai prajurit TNI AL tanpa melewati tes. 

"Serda AAM sempat menjanjikan keluarga korban bisa membantu untuk meloloskan tanpa tes dengan imbalan uang Rp 200 juta lebih," Komandan Denpom Lanal Nias, Mayor Laut (PM) Afrizal. 

Padahal, kata dia, semua proses rekrutmen prajurit TNI tidak dipungut biaya apapun. 

5. Serda AAM terancam pidana hukuman mati

5 Fakta Pembunuhan Casis Bintara TNI AL, Terungkap 1,5 Tahun KemudianIlustrasi borgol (IDN Times)

Komandan Denpom Lanal Nias Mayor Laut (PM) Afrizal juga menyebut, Serda AAM disangkakan dengan Pasal 340 KUHP, yaitu terkait pembunuhan berencana. Ia terancam hukuman mati dalam kasus tersebut. 

"Serda AAM dikenakan Pasal 340 KUHPidana (soal pembunuhan berencana). Ancaman hukumannya pidana mati," ujar Afrizal pada akhir pekan lalu. 

Serda AAM kini telah ditahan di POM Lantamal II Padang. Proses penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan penyidik. 

https://www.youtube.com/embed/JHJSic1HoZ4

Baca Juga: Ini Motif Serda AAM Tega Bunuh Casis TNI AL di Nias

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya