Isu Duet Prabowo-Ganjar, Bambang Pacul PDIP: Tak Ada yang Tak Mungkin

Gerindra tetap ngotot capresnya harus Prabowo

Jakarta, IDN Times - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan, di dalam dunia politik berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk mewujudkan duet Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Wacana duet ini semakin menguat setelah Presiden Joko "Jokowi" Widodo seolah tengah menjodohkan kedua politisi itu saat melakukan panen raya di Kebumen, Jawa Tengah. Namun, pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menyebut, keputusan akhir soal siapa politisi yang diberi tiket emas ada di tangan Megawati Soekarnoputri. 

"Sudah berkali-kali (disampaikan) kalau soal presiden dan calon presiden, itu di tangan dan (menjadi) kewenangan ketua umum. Jadi, masyarakat berspekulasi boleh, pengamat berspekulasi, tokoh politik di luar PDIP berspekulasi juga boleh. Tetapi, kalau di PDIP (semua keputusan) tunggu ketum," ungkap Bambang Pacul di Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023). 

"Di dalam politik itu apa yang tidak mungkin? Selalu ada kemungkinan. Iya toh? Dan kemungkinan itu kan diciptakan oleh para ahlinya. Ahlinya itu ya para politisi," tutur pria yang juga menjadi anggota Komisi III DPR tersebut sambil tertawa. 

Ia juga kembali menyampaikan pidato Mega di HUT ke-50 PDIP di Kemayoran pada Januari 2023 lalu bahwa capres partai berlambang banteng moncong putih itu harus dari internal PDIP. Sehingga, kemungkinan sulit bagi PDIP mendukung capres dari partai lain. 

"Ibu Ketua Umum di dalam pidato Beliau di ulang tahun (PDIP) mengatakan, kita akan mengusulkan capres dari kader sendiri," kata dia. 

Lalu, apa kata Jokowi soal dugaan bahwa ia sengaja menjodohkan pasangan Prabowo-Ganjar untuk Pilpres 2024?

1. Jokowi bantah ada niat menjodohkan Prabowo dengan Ganjar

Isu Duet Prabowo-Ganjar, Bambang Pacul PDIP: Tak Ada yang Tak MungkinPresiden Jokowi tinjau panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah bareng Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Kamis (9/3/2023). (dok. Sekretariat Presiden)

Sementara, ketika dikonfirmasi, Jokowi menepis anggapan bahwa ia sedang berusaha menjodohkan Prabowo dengan Ganjar. Menurutnya, keberadaan Prabowo di acara panen raya lantaran posisi Ketum Partai Gerindra itu sedang menuju ke Magelang. 

"Itu panen raya, panen raya di sawah. Kebetulan Pak Prabowo mau ke Magelang, saya ajak bareng turun di Kulonprogo. Karena  pertemuan Pak Prabowo-nya siang udah kita ke sawah dulu, ke panen raya. Ada saya, ada Pak Ganjar Pranowo ada Pak Prabowo, udah," ungkap Jokowi saat berada di Bali, Senin (13/3/2023), seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden. 

Tetapi, menurut analis politik Adi Prayitno, Jokowi memang tengah berupaya menduetkan kedua tokoh politik tersebut. Sebab, keduanya saling memiliki potensi. 

Ia meyakini, tidak harus menimbang senioritas untuk memunculkan potensi kedua orang tersebut. Justru menurutnya, faktor terpenting saat menduetkan adalah soal elektabilitas.

"Kalau Pak Prabowo lebih senior memang tidak bisa dibantah tetapi di Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi juga memiliki cawapres yang lebih senior yakni Pak JK dan Ma'ruf Amin. Namun, elektabilitas dan dukungan untuk Jokowi lebih unggul saat itu," ungkap Adi kepada media, Minggu (12/3/2023) lalu. 

Baca Juga: Gerindra Buka Peluang Prabowo-Ganjar, PDIP: Megawati yang Putuskan

2. Menduetkan Prabowo-Ganjar diharapkan bisa mengakhiri polarisasi cebong dan kampret

Isu Duet Prabowo-Ganjar, Bambang Pacul PDIP: Tak Ada yang Tak MungkinPresiden Jokowi dan Prabowo menyapa warga di Pasar Anom, Kabupaten Sumenep. (instagram.com/prabowo)

Sementara, menurut Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy, usulan untuk menduetkan Prabowo-Ganjar diharapkan bisa menjadi jalan rekonsiliasi untuk mengakhiri polarisasi cebong-kampret.

"Bagi PPP kerangka kepemimpinan ada tiga. Pertama, kontinuasi atau program yang sudah bagus di zaman Pak Jokowi dilanjutkan, kedua komplementasi, dan ketiga rekonsiliasi," ungkap pria yang akrab disapa Rommy, pada Senin (13/3/2023). 

Ia melihat dari duet Prabowo-Ganjar bisa mendorong terjadinya rekonsiliasi institusional dan personal. "Rekonsiliasi institusional artinya semua partai yang dulu sempat diidentikan cebong dan kampret, harusnya ke depan menjadi satu. Setidaknya ada perwakilannya lah di situ," kata dia.

Rekonsiliasi personal artinya figur-figur yang merupakan insiasi paripurna yang menjadi calon presiden atau calon wakil presidennya ketika itu, sebaiknya menjadi satu lagi. "Sehingga, semua pertikaian atau narasi antara cebong-kampret itu selesai. Karena ke depan persoalan kita lebih banyak lagi," ujarnya. 

Ia mengatakan, pasangan ini merupakan alternatif untuk kebaikan Indonesia. Tetapi, apakah pasangan itu ke depan bakal terwujud atau tidak, diserahkan ke masing-masin ketua umum parpol bersangkutan. 

3. Hashim berkukuh Prabowo yang menjadi capres bukan Ganjar

Isu Duet Prabowo-Ganjar, Bambang Pacul PDIP: Tak Ada yang Tak MungkinInstagram/@prestigeindonesia

Sementara, adik Prabowo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, menutup kans Prabowo menjadi cawapres Ganjar. Justru, di dalam pandangannya sang kakak lah yang harusnya menjadi capres bila dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah itu. 

Hashim mengatakan, Prabowo punya pengalaman jauh lebih banyak di dunia politik ketimbang Ganjar Pranowo. Begitu juga dari segi usia, Prabowo dianggap lebih matang dan senior ketimbang Ganjar.

“Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda kan (dengan Ganjar),” kata Hashim, usai menghadiri deklarasi Prabowo Mania 08 oleh relawan Jokowi Mania (JoMan) di Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Baca Juga: Hashim: Prabowo Tak Mungkin Jadi Cawapres Ganjar di Pilpres 2024

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya