Survei Indostrategic: Publik Tidak Pilih Capres yang Diendorse Jokowi

Mayoritas responden juga tolak Jokowi cawe-cawe pemilu

Jakarta, IDN Times - Mayoritas publik tidak akan memilih capres 2024 yang di-endorse oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Itu merupakan salah satu poin penting dari hasil pemaparan survei nasional Indostrategic yang dikutip pada Minggu (16/7/2023). 

Sebanyak 56,6 persen responden mengaku tak mengikuti capres yang di-endorse Jokowi. Sementara, hanya 19,3 persen responden yang mengaku bakal ikut mencoblos capres yang didukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sedangkan 21 persen responden masih ragu atau bimbang.

"Tampaknya ini masih dipengaruhi oleh ketidakjelasan positioning presiden itu sendiri. Selain itu, arah koalisi juga masih belum jelas, " ungkap Direktur Eksekutif Indostrategic, Akhmad Khoirul Umam seperti dikutip dari YouTube. 

Survei nasional ini menggunakan metode Multi-Stage Random Sampling dengan melibatkan 1.400 responden di 38 provinsi. Responden ini meliputi 84 daerah pemilihan di Tanah Air.

Margin of error (MoE) dari survei tersebut mencapai 2,62 persen. Survei dilakukan melalui face to face interview dan dilakukan pada periode 9-20 Juni 2023. 

Berdasarkan latar belakang responden, mayoritas mereka berusia 31-40 tahun (31,1 persen) dan bekerja sebagai pedagang kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). 

Baca Juga: Kritik Revolusi Mental Jokowi, Surya Paloh: Belum Jadi Kenyataan

1. Responden menilai pada akhirnya Jokowi akan berikan dukungan ke Ganjar di pemilu 2024

Survei Indostrategic: Publik Tidak Pilih Capres yang Diendorse Jokowi
Survei Indostrategic: Publik Tidak Pilih Capres yang Diendorse JokowiHasil survei Indostrategic yang dilakukan pada periode 9-20 Juni 2023. (Tangkapan layar dokumen Indostrategic)

Meski tak mengikuti capres yang dipilih Jokowi, sebanyak 74 persen responden yakin Presiden akan mendukung bakal capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Sementara 22,4 persen responden menilai Jokowi akan mendukung Prabowo Subianto.

Sebanyak 2,2 persen responden menilai Jokowi akan mendukung Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan sisa 1,1 persen responden menjawab tidak tahu.

Hasil survei ini berbeda dari persepsi narasi di ruang publik yang menyebut Jokowi diprediksi lebih condong memberikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Bahkan, Jokowi sering melakukan pertemuan empat mata dengan Prabowo di Istana. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sering mengajak Prabowo dalam sejumlah kunjungan kerja. 

Baca Juga: Survei: Masyakarat Yakin Jokowi Endorse Prabowo di 2024

2. Mayoritas responden meminta Jokowi tak ikut cawe-cawe dalam pilpres 2024

Survei Indostrategic: Publik Tidak Pilih Capres yang Diendorse JokowiHasil survei Indostrategi yang dilakukan pada periode 9-20 Juni 2023. (Tangkapan layar dokumen Indostrategic)

Dalam survei itu juga ditemukan, sebanyak 64,4 persen responden meminta Jokowi bersikap netral di Pemilu 2024. Sementara 16,4 persen responden mendukung Jokowi berikap tak netral dan memanfaatkan pengaruh terhadap salah satu kandidat capres.

Sebanyak 15,5 persen responden menilai Jokowi sebaiknya bersikap abu-abu atau tidak jelas saja di pemilu 2024.

"Pesan dari temuan ini setidaknya masyarakat kita memiliki ekspektasi yang tinggi bagi pemilu yang lebih adil, terbuka dan demokratis tanpa kemudian dibayang-bayangi netralitas dan kekuasaan negara. Ini menunjukkan bagaimana kemudian ada proses pematangan interaksi politik di masa depan," kata dia. 

Sementara, Istana pernah menyampaikan penjelasan soal kalimat cawe-cawe yang pernah disampaikan Jokowi. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, cawe-cawe yang dimaksud Presiden yakni dalam rangka mengawal pemilu serentak 2024 berlangsung jujur, adil, dan demokratis.

"Terkait penjelasan tentang cawe-cawe untuk negara dalam pemilu, konteksnya adalah, Presiden ingin memastikan pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," ungkap Bey pada akhir Mei 2023 lalu. 

Selain itu, kata dia, Presiden berkepentingan agar pemilu berjalan dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat. Jokowi, kata Bey, juga ingin pemimpin nasional dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan IKN, hilirisasi, dan transisi energi bersih.

Sementara itu, untuk para peserta pemilu mendatang, Jokowi mengharapkan semuanya dapat berkompetisi secara adil dan bebas. 

Baca Juga: Gaya Komunikasi Makin Disukai, Dukungan Akar Rumput Prabowo Menguat

3. Politisi PKB nilai dari survei Indostrategic, capres yang didukung Jokowi berpotensi kalah

Survei Indostrategic: Publik Tidak Pilih Capres yang Diendorse JokowiIDN Times/Irfan Fathurohman

Menanggapi hasil survei Indostrategic, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai, hasil itu memperlihatkan siapa pun capres yang didukung jokowi berisiko kalah. Temuan itu mengagetkan Jazilul.

"Yang mengagetkan saya ternyata arahan Pak Jokowi gak diikuti (responden). Itu kalau kita ambil maknanya, maka calon yang didukung Pak Jokowi bakal kalah, kira-kira begitu kalau melihatnya," ujar Jazilul. 

Menurutnya, apapun yang diputuskan para elite dan King Maker, justru mendapatkan penolakan dari masyarakat. Artinya, pilihan Jokowi tidak diikuti lantaran masyarakat punya nalar sendiri. 

Di sisi lain, Jazilul juga menilai penolakan yang tinggi dari masyarakat terhadap sikap cawe-cawe Jokowi di pemilu menandakan publik lebih menginginkan keputusan dari pesta demokrasi ada di tangan mereka.

"Itu menunjukkan bahwa dalam pemilu 2024, masyarakat lah yang mengambil keputusan akhirnya. Bukan karena arahan tokoh politik atau Pak Presiden," tutur dia. 

Baca Juga: Jokowi Belum Tegaskan Dukung ke Capres, Relawan Terbelah

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya