Sedih, 11.045 Anak di Indonesia Jadi Yatim Piatu karena COVID-19

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sosial (Kemensos) mengungkapkan, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per 20 Juli 2021, ada 11.045 anak menjadi yatim piatu serta yatim atau piatu karena COVID-19. Di sisi lain, jumlah anak yang terpapar COVID-19 ada sebanyak 350 ribu anak, 777 anak di antaranya meninggal dunia.
Mensos Tri Rismaharini menjelaskan pihaknya melalui Balai/Loka Rehabilitasi Sosial dan Pendamping Rehabilitasi Sosial telah mendapatkan laporan mengenai anak-anak yang orang tuanya meninggal COVID-19.
"Sejauh ini data akurat by name by adress terkait anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena terpapar COVID-19 masih dalam proses pengumpulan oleh tim kami di lapangan. Namun demikian, para pendamping juga telah melaksanakan respons kasus untuk anak-anak tersebut," jelas Risma dalam siaran tertulisnya, Senin (9/8/2021).
1. Rincian data anak jadi yatim piatu di Jawa Timur dan Yogyakarta
Data by name by adress terbaru dari Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Jawa Timur menunjukkan, terdapat 166 anak yang saat ini kehilangan orang tua karena COVID-19.
Dari jumlah tersebut 12 anak menjadi yatim piatu, 58 anak menjadi piatu dan 89 anak menjadi yatim, sedangkan delapan anak sedang dalam konfirmasi. Anak-anak ini tersebar di tujuh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.
Sementara di Yogyakarta, terdapat 142 anak yang ditinggal oleh orang tua karena COVID-19. Rinciannya sebanyak 19 anak kehilangan kedua orang tuanya, 92 anak kehilangan ayah dan 31 anak kehilangan ibu. Terlaporkan juga sebanyak 10 orang dari 105 ibu hamil yang meninggal akibat COVID-19.
2. Kemensos beri layanan konseling dan kebutuhan dasar anak
Selain upaya pendataan dan respons kasus bagi anak-anak yang kehilangan orang tua karena COVID-19, Kemensos juga memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Dukungan itu mencakup pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti bantuan obat-obatan, vitamin, tes swab/PCR, vaksinasi dan kebutuhan dasar anak lainnya, termasuk memberikan konseling kepada anak-anak dan keluarganya.
“Respons terhadap anak-anak tersebut dilakukan secepat mungkin dan dalam kesempatan pertama," imbuhnya.
3. Berbagai cara untuk cegah anak kehilangan hak asuh
Selanjutnya, untuk mencegah anak kehilangan hak pengasuhannya, Kemenso juga mereunifikasi anak dengan keluarga besarnya, memfasilitasi pengasuhan alternatif melalui pengasuhan oleh orang tua asuh (foster care) atau wali atau pengangkatan anak dan pengasuhan anak melalui panti-panti.
“Kemarin kita sudah mereunifikasi salah seorang anak bernama Vino (10) yang tinggal di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Ia menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal terpapar COVID-19. Didampingi oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) dan Tim Respons Darurat Balai Budi Luhur Banjarbaru beserta pihak Dinas Sosial setempat Vino berhasil dijemput oleh kakeknya yang berasal dari Sragen untuk selanjutnya diasuh oleh keluarga besar," ujar Risma.
4. Respons cepat anak yang ditinggal orang tua karena COVID-19 di berbagai daerah
Risma menambahkan, respons cepat terhadap anak yang ditinggal orang tua karena COVID-19 tidak hanya di Kutai Barat, namun juga dilakukan sejumlah daerah. Misalnya mulai dari Kutai Kartanegara, Samarinda, Sukoharjo, Purwakarta, Bekasi, hingga Muna.
"Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan kami juga akan merespons anak-anak di wilayah lainnya sesuai dengan laporan yang diterima," katanya.
5. Bantuan bagi keluarga besar anak yang mengatasi kesulitan
Kemensos juga membantu keluarga besar anak untuk mengatasi kesulitan dalam mengasuh anak. Selain itu, layanan terapi melalui ATENSI berupa terapi fisik, psikososial dan mental spiritual juga diberikan kepada anak untuk mengatasi perasaan sedih karena kehilangan orang tua akibat COVID-19. Layanan itu diberikan juga untuk membangkitkan kembali semangat anak dalam melanjutkan hidupnya.
Selain itu, juga memberikan dukungan aksesibilitas untuk membantu anak agar dapat mengakses kebutuhan lainnya.
“Ke depan kami berencana melaksanakan kegiatan penanganan dampak COVID-19 pada anak yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19. Tentunya kegiatan ini akan melibatkan kerja sama lembaga/instansi terkait seperti NGO dan sektor pemerintahan yang bertanggung jawab dalam menangani hal tersebut”, ujar Risma.