Sekjen PDIP: Prabowo Menggoda, Pindahkan Dukungan 1 Keluarga

Selain itu, Hasto kemudian menyampaikan pantun yang bernada sindiran kepada pihak yang merusak baliho Ganjar-Mahfud di Bali. Menurutnya, itu merusak suasana politik yang sejuk di Pulau Dewata.

"Pulau Bali Pulau Dewata. Masyarakatnya ramah terbuka pada siapa saja. Namun ada yang tega merusak suasana. Melepas baliho dan bendera sebagai cermin ketidakadilan nyata," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Hasto menyebut Bali merupakan daerah yang terbuka. Sehingga, masyarakatnya bisa saling menjaga dan menghormati satu sama lain.

"Di Bali ini suasana hati menjadi terbuka. Di Bali ini keseimbangan alam raya dijaga dengan baik dengan semangat Trihita Karana. Bagaimana kebahagiaan manusia muncul? Ketika kita jaga keseimbangan dengan Sang Pencipta dengan seluruh alam raya dan seisi alam semesta," kata Hasto.

Lebih lanjut, Hasto membeberkan alasan koalisi sepakat mengusung Ganjar-Mahfud. Menurutnya, Ganjar-Mahfud memiliki pengalaman yang lengkap di pemerintahan.

"Kami berempat, PDIP, PPP, Perindo dan Hanura bersama relawan menyadari bahwa Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD memenuhi kriteria-kriteria sebagai seorang pemimpin yang baik, yang berkarakter, yang punya pengalaman lengkap, yang mulai keberhasilan dari keluarga, yang punya visi masa depan, yang jujur, yang berani ambil risiko ketika berhadapan dengan hal-hal yang pahit terhadap bangsa dan negara. Karena itu pada kesempatan ini kami persembahkan juga suatu pantun yang mencerminkan suasana hati kami," imbuhnya.