Banyak Sampah Plastik, Produsen Diminta Pakai Kemasan Ramah Lingkungan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) menemukan 25.733 sampah plastik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi yang ada di Indonesia, dengan total 64 titik. Limbah kemasan plastik (sachet) jadi sampah plastik terbanyak yang mendominasi hasil temuan tersebut.
Kemasan plastik yang dikumpulkan rata-rata memiliki label yang bersumber dari produsen Wings Food, Unilever, Indofood, Mayora, PT Santos Jaya Abadi, Unicharm, P&G, Garuda Food, dan Ajinomoto.
“Adanya 10 pencemar plastik terbanyak di perairan Indonesia, menunjukkan pemerintah ke depan harus berkomitmen untuk tegas mengawasi pengelolaan sampah plastik oleh produsen dan menekankan penggunaan plastik,” kata Koordinator Sensus Sampah Plastik BRUIN M.Kholid B dalam siaran pers, yang dikutip Sabtu (13/1/2024).
Baca Juga: DLH DKI: 130 Ton Sampah Terkumpul Selama Malam Pergantian Tahun Baru
1. BRUIN minta pertanggungjawaban 10 produsen untuk kelola sampah sesuai aturan
Setelah mengumumkan hasil sensus tersebut, BRUIN meminta Extended Producer Responsibility (EPR) dari 10 produsen untuk mengelola sampah sesuai dengan peraturan pengelolaan sampah.
Kemudian, mengurangi jumlah penggunaan plastik dengan desain kemasan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Valimaki (2020) dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Jember (2021), penggantian bahan baku utama kemasan dapat menghemat emisi karbon sebanyak 75 persen.
Baca Juga: Kurangi Sampah Plastik di BSD City, Sinarmas Kerja Sama dengan Siklus
Editor’s picks
2. Sampah plastik di perairan ancam keselamatan biota laut dan kesehatan manusia
BRUIN mendesak pemerintah untuk menindak produsen-produsen nakal yang tetap menggunakan kemasan plastik sekali pakai, karena berpotensi merusak perairan Indonesia, sekaligus mengancam kesehatan masyarakat yang mengonsumsi hasil laut.
“Mikroplastik yang masuk ke perairan tawar dapat masuk ke pencemaran biota yang hidup di dalamnya, misalnya ikan. Oleh karena itu, mikroplastik dapat ditransfer ke dalam tubuh manusia melalui makan,” ungkap Founder Envigreen Society dan Peneliti Ecoton, Mochammad Alaika Rahmatullah.
Baca Juga: 7 Negara Terbersih di Dunia 2023, Bebas dari Limbah!
3. ESN menilai pemerintah kurang tegas edukasi masyarakat soal tata kelola sampah
Baca Juga: 4 Tips Menggunakan dan Merawat Botol Minuman Berbahan Plastik
Personel Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Amiruddin Muttaqien menerangkan, penemuan sampah-sampah yang tercecer di wilayah perairan Indonesia Timur membuktikan bahwa pemerintah kurang mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan limbah yang benar.
“Kami banyak melihat sampah yang tidak terkelola dan tercecer di lingkungan, di sungai, bahkan di perairan pantai, terutama di Indonesia Timur,” kata Amiruddin.