Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi Membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Dalam pidatonya, Jokowi menyindir tenaga kesehatan yang memberikan biskuit kepada anak stunting.

"Jangan sampai keliru, karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan, dari kementerian. lembaga memberikan biskuit pada anak, cari mudahnya. Saya tahu, lelangnya gampang," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (25/1/2023).

1. Jokowi minta balita tidak lagi diberi biskuit

Presiden Jokowi Membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jokowi meminta kepada jajarannya untuk tidak lagi memberikan biskuit kepada anak stunting. Menurutnya, anak stunting justru membutuhkan banyak protein.

"Kalau anaknya, bayinya harus diberikan telur ya telur, ikan ya ikan. Saya senang angka yang disebut Dokter Hasto (Kepala BKKN), pertumbuhan kita di 2,1 dan yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta. Artinya, di Indonesia gak ada resesi seks. Masih tumbuh 2,1 ini masih bagus," ucap dia.

Jokowi menegaskan, biskuit minim protein. Sebab, pada masa pertumbuhan, anak-anak justru membutuhkan banyak protein.

"Lelang gampang ya biskuit, tapi ya gak kena, yang dibutuhkan protein, kok. Kok dikasihnya biskuit, dikasih kopi, susu saset," kata dia.

2. Jokowi minta jumlah stunting di Indonesia diturunkan pada 2024

Presiden Jokowi Membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta kepada jajarannya untuk segera menurunkan jumlah stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024.

Meski demikian, Jokowi menyebut, sejak dirinya menjadi Presiden RI pada 2014, angka stunting sudah menurun. Namun, dia meminta hal itu terus diturunkan agar tak ada lagi anak Indonesia yang stunting.

"Saya masuk 2014 angkanya di 37 persen. Saya kaget dan tadi disampaikan Dokter Budi Sadikin (Menkes), saya kalau panggil Pak Menkes, dokter, karena Pak Budi bukan dokter tapi jadi Menkes. Sudah disampaikan Pak Menkes pada 2022, angkanya sudah turun menjadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," kata dia.

3. Jokowi beberkan bahaya stunting

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (dok. Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi membeberkan dampak stunting bukan hanya urusan tinggi badan saja. Namun juga perkembangan belajar anak akan terhambat.

"Tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak. Oleh sebab itu, target 14 persen di 2024 harus kita bisa capai," imbuhnya.

Editorial Team