Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Guru Besar dalam Bidang Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Prof. Suharko, pada sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). (YouTube.com/Mahkamah Konstitusi RI)

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Bidang Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Prof. Suharko, menjadi salah satu saksi ahli yang dihadirkan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada sidang gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (4/2/2024).

Suharko mengatakan, penyebab suara Ganjar-Mahfud anjlok di kandang banteng, yakni Jawa Tengah dan Bali, disebabkan karena desain Jokowi.

"Karena itu kemudian saya kira sangat jelas, bahwa kemudian ketika terjadi penurunan suara di berbagai provinsi, katakanlah misalnya di Jawa Tengah itu, kan karena tindakan Pak Jokowi untuk turun ke masyarakat membagi-bagikan bansos, tampil di hadapan rakyat, berinteraksi dengan rakyat, itu semuanya memperkuat ketokohan dari Pak Jokowi," ujar Suharko di ruang sidang MK.

"Jadi, saya kira kenapa suara lumbung nomor 3 itu turun? karena memang by design tim pemenangan paslon 2 melalui Pak Jokowi, itu memang intensif melakukan upaya-upaya turun ke masyarakat dan kemudian dia hadir, dia ingin menunjukkan bahwa presiden peduli bahwa rakyat bawah dan seterusnya," sambungnya.

Selain itu, kata Suharso, kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 juga merupakan desain Jokowi.

"Pemerintah Jokowi memiliki dan menjalankan suatu desain sistematis untuk mempengaruhi perilaku pemilih, untuk memenangkan pasangan calon nomor 02," kata Suharko.

Dalam kesempatan itu, Suharko menyebut Presiden Jokowi menjadi tokoh kunci kemenangan Prabowo-Gibran.

"Saya melihat bahwa Pemerintahan Presiden Jokowi melakukan serangkaian tindakan-tindakan paslon nomor 2," imbuhnya.

Editorial Team