Tablig Akbar Aa Gym Dianggap Bermuatan Politik, Benarkah?

Sayangnya, acara yang akan diselenggarakan di Masjid Al Makmuriah ini mendapat penolakan dari sebagian warga Pulau Pramuka. Abdullah bin Saidah, perwakilan warga Pulau Pramuka, kepada Liputan6.com, menyebut kalau warga menghormati dan menghargai rencana kedatangan Aa Gym dan rombongan GNPF MUI. Namun, menurutnya, tablig akbar lebih baik ditunda jika memuat isu penistaan agama.

Seperti yang diketahui, Aa Gym juga salah satu pihak yang ikut dalam berbagai protes, atau aksi bela agama beberapa waktu silam. Protes tersebut dalam rangka dugaan penistaan agama oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Menurut Abdullah, isu penistaan agama ini dirasa terlalu sensitif. Dia juga khawatir bahwa tablig akbar ini merupakan bagian dari kegiatan salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta.

Ketakutan Abdullah tentang adanya perpecahan cukup wajar. Sebab, 60 persen warga Pulau Pramuka masih memiliki ikatan saudara. Abdullah tidak ingin ada perpecahan dalam Pulau Pramuka akibat tablig tersebut. Dirinya tidak ingin adanya unsur politik yang mencoba jatuhkan salah satu pasangan calon.

Penundaan, kata Abdullah, juga sebaiknya dilakukan karena saat ini warga Pulau Pramuka masih tersinggung dengan pernyataan salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang Ahok. Saksi itu menyebut warga Kepulauan Seribu kurang iman. Abdullah mengimbau agar acara tersebut ditunda hingga usai Pilkada DKI Jakarta.

Namun, Saleh sebagai panitia menyanggah pernyataan Abdullah maupun spekulasi yang beredar. Menurut Saleh kegiatan ini tidak disengaja saat momentum Pilkada. Tidak ada juga maksud politik. Kegiatan ini menjadi saran untuk berdoa bersama dan merenungi kejadian baru-baru ini, puting belung, KM Zahro.

Kegiatan tetap berlangsung hari ini. Menurut pantauan Kompas.com, acara ini dimulai pukul pukul 12.00 WIB. Tak hanya dari Pulau Pramuka, ada juga warga yang datang secara rombongan dengan menggunakan kapal dari pulau lain.