Bappenas: Ibu Kota Baru Tidak akan Menyaingi Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa calon ibu kota baru Indonesia nantinya tidak akan dibuat untuk menyaingi Jakarta. Menurut dia, Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan ekonomi.
Hal tersebut disampaikan oleh Bambang saat menggelar diskusi bersama para gubernur empat provinsi, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat, di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
1. Bambang sebut ibu kota baru tidak didesain menyaingi Jakarta
Bambang menyampaikan, apabila nanti lokasi ibu kota sudah diputuskan, maka tidak akan didesain pemerintah untuk menyaingi Jakarta. Bambang mengatakan, dengan meski jumlah penduduk yang dipindahkan ke ibu kota baru mencapai 1,5 juta, hal itu tetap tidak akan bisa menyaingi Jakarta.
"Kalau pun hanya diambil 1,5 juta penduduk, kalau kita masukkan ke ranking terbesar 10 kota Indonesia terbesar hari ini pun, mereka gak akan masuk 10 kota terbesar," kata Bambang di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
2. Ibu kota baru tidak harus menjadi kota yang besar
Bambang menjelaskan, ibu kota baru nantinya tidak harus menjadi kota yang besar. Hal yang terpenting adalah kota tersebut bisa berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan bisa menumbuhkan ekonomi di wilayah tersebut.
"Karena tadinya wilayah itu kosong, tidak ada kegiatan, sekarang ada wilayah pusat pemerintahan yang pindah ke situ. Dan pemerintahan bagaimana pun itu punya nilai ekonomi yang tidak kecil. Lalu bisa menjadi faktor yang menumbuhkan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah ibu kota baru tersebut," jelas Bambang.
Baca Juga: Daerah di Kalimantan Ini Bakal Jadi Kandidat Kuat Ibu Kota RI
Editor’s picks
3. Jokowi putuskan ibu kota di luar Pulau Jawa
Sebelumnya, dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Menteri Kabinet Kerja, di Kantor Kepresidenan, Senin (29/4), Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan tiga alternatif pemindahan ibu kota.
Alternatif pertama tetap di Jakarta, alternatif kedua ibu kota dipindahkan ke luar Jakarta tetapi masih di Jabodetabek. Kemudian, alternatif ketiga adalah memindahkan ibu kota ke luar Jawa. Dari ketiga alternatif yang diberikan oleh Bambang, rupanya Jokowi menyetujui pemindahan ibu kota di luar Jawa.
"Dalam rapat tadi diputuskan, presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan ibukota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini," kata Bambang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (29/4).
"Dan tentunya akan dilanjutkan dengan ratas berikutnya yang akan bicara lebih teknis, bicara desain, dan bicara mengenai masterplan dari kota itu sendiri," sambungnya.
4. Jakarta akan menjadi pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia
Nantinya, ibu kota yang baru akan dijadikan pusat pemerintahan. Bambang memaparkan fungsi ibu kota hanya untuk eksekutif, kementerian lembaga, legislatif, parlemen, MPR, DPR, DPD. Juga akan difungsikan untuk yudikatif, kehakiman, kejaksaan, Mahkamah Konstitusi. TNI, Polri, dan kedutaan besar serta perwakilan organisasi internasional juga akan ada di ibu kota.
"Kemudian fungsi jasa keuangan, perdagangan, dan industri tetap di Jakarta, misalkan BI, OJK, BKPM tetap di Jakarta. Ini konsep yang coba kita tiru dari beberapa best practice yang sudah dilakukan negara lain," terang Bambang.
Baca Juga: 8 Negara ini Terbukti Sukses Pindahkan Ibu Kota