Jokowi: Tanpa Terprediksi Muncul Varian Delta COVID-19

Karena varian Delta, pemerintah harus tarik rem darurat

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengaku pemerintah tidak pernah memprediksi adanya varian Delta COVID-19 yang penyebarannya begitu cepat. Jokowi juga mengatakan varian Delta juga menjadi alasan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Orang nomor satu di Indonesia ini menuturkan, pada Januari 2021 hingga Mei 2021, kasus COVID-19 sudah mulai menurun. Hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang dirasa ikut membaik. Namun, tambah Jokowi, pemerintah tidak memprediksi varian Delta mengakibatkan lonjakan kasus tinggi.

“Kalau corona turun, ekonomi pasti naik. Sudah kelihatan itu sebetulnya.  Tetapi, tanpa terprediksi muncul yang namanya varian Delta, varian jenis baru dari corona, dia muncul di seluruh negara di dunia sehingga ekonomi global pun juga kita, juga sama,” ujar Jokowi saat bagikan banpres usaha mikro, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (30/9/2021).

Baca Juga: Kembali Bermutasi, Virus Corona Varian Delta Berubah Jadi 'Delta Plus'

1. Jokowi sebut BOR Wisma Atlet turun sejak PPKM Darurat

Jokowi: Tanpa Terprediksi Muncul Varian Delta COVID-19Suasana RS Darurat COVID-19, Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, Jokowi menilai sejak diterapkannya PPKM Darurat, kasus COVID-19 di Indonesia semakin turun secara perlahan. Bahkan, ia menyebut keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit sudah semakin menurun, salah satunya di Wisma Atlet.

“Saya tadi pagi juga sudah ngecek di Wisma Atlet, misalnya. Yang dulu hampir 90 persen, pagi tadi saya cek angka keterisian tempat tidur di angka 38 persen, dulunya 90 persen, hampir penuh, ini juga patut kita syukuri,” jelas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan kasus COVID-19 di Pulau Jawa-Bali sudah semakin menurun, tapi di luar Jawa-Bali justru naik.

“Saya lihat angka di wilayah-wilayah di Pulau Jawa mulai turun, tapi di luar Jawa gantian naik. Inilah memang penularan varian Delta sangat cepat. Oleh karena itu, Bapak, Ibu, semua, harus bekerja lebih keras lagi, tahan banting,” tutur Jokowi.

Baca Juga: Wagub DKI: BOR RS di Jakarta untuk COVID-19 Turun, Jadi 77 Persen

2. Jokowi singgung soal lockdown

Jokowi: Tanpa Terprediksi Muncul Varian Delta COVID-19Pemberian Banpres Produktif Usaha Mikro Tahun 2021 di Istana Merdeka pada Jumat (30/7/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi kapan COVID-19 akan berakhir. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum bisa memprediksinya.

Oleh karena itu, kata Jokowi, pemerintah akan menyeimbangkan gas dan rem antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatannya dijalankan, dan ekonominya juga dijalankan dengan perlahan.

“Gak bisa kita tutup lockdown seperti negara lain. Lockdown artinya tutup tota. Kemarin PPKM Darurat kan semi lockdown, itu masih semi saja saya masuk kampung, saya masuk ke daerah, semuanya menjerit untuk dibuka. Saya kira bapak, ibu juga sama, mengalami hal yang sama,” terang Jokowi.

3. Jokowi minta masyarakat bertahan hingga kekebalan immunity tercapai

Jokowi: Tanpa Terprediksi Muncul Varian Delta COVID-19Pemberian Banpres Produktif Usaha Mikro Tahun 2021 di Istana Merdeka pada Jumat (30/7/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Adapun alasan pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown, karena kebijakan itu belum tentu bisa menyelesaikan masalah. Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap bertahan dan bekerja lebih keras lagi, meskipun pendapatan berkurang hingga capai 75 persen di masa pandemik ini.

“Karena kita masih berproses menuju vaksinasi 70 persen yang kita harapkan nanti InsyA Allah akhir tahun ini bisa kita selesaikan. Kalau sudah 75 persen paling tidak daya tular virus ini agak terhambat, kalau sudah tercapai kekebalan komunal atau herd immunity sambil berjalan akhir tahun ini,” ucapnya.

Baca Juga: Percepat Herd Immunity Global, Inggris Sumbang 100 Juta Dosis Vaksin

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya