[WANSUS] Cerita Andi Taufan Sebulan Jadi Stafsus Jokowi, Siap 24 Jam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sudah lebih dari sebulan lamanya Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengangkat para staf khusus millennialnya. Pengangkatan para staf khusus muda itu diumumkan Jokowi pada 21 November 2019 lalu.
Nama-nama yang dipilih oleh Jokowi antara lain Adamas Belva Syah Devara, Putri Indahsari Tanjung, Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewa, Gracia Billy Mambrasar, Angkie Yudistira, dan Aminuddin Ma'ruf.
Kepada IDN Times, salah staf khusus millennial yaitu Andi Taufan, bercerita tentang bagaimana antusiasnya dia saat pertama kali mengikuti kunjungan kerja Jokowi. Pria yang akrab disapa Taufan itu dengan ramah mengundang IDN Times ke kantor Amartha, di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
Selain menjadi staf khusus Jokowi, Taufan merupakan CEO Amartha. Dia mengaku kaget saat dipilih sebagai staf khusus millennial Presiden. Namun, setelah berpikir panjang, akhirnya ia menerima tawaran tersebut.
Lalu, bagaimana cerita Andi sebagai staf khusus Jokowi? Berikut wawancara khusus IDN Times dengan Andi Taufan.
Baca Juga: Staf Khusus Jokowi Dibagi Jadi 3 Gugus, Kenapa?
1. Sebelum ditawari menjadi staf khusus, sudah berapa kali bertemu Presiden Jokowi?
Saya alhamdulillah sudah sempat beberapa kali bertemu, tahun 2017, waktu Pak Presiden masih periode pertama, sempat sharing tentang entrepreneurship, apa yang kita lakuin di Amartha, untuk melayani UMKM ibu-ibu di pedesaan.
Ada beberapa momen kesempatan saya bercerita tentang misinya Amartha ini, dan ternyata ditanggapi positif oleh Pak Presiden, dan dia punya rencana sendiri, makanya dibikin stafsus gugus inovasi ini.
2. Saat ditawari menjadi staf khusus, apakah langsung menerima?
Yang pertama ditanyain, ekspektasinya apa sih, tugasnya bakal ngerjain apa aja. Akhirnya waktu itu sama Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara) dikumpulin lagi, di-brief lagi, tugasnya apa.
Yang menantang buat kita ini kan role-nya baru. Kita gak ada benchmark periode sebelumnya stafsus yang fokus di inovasi, terobosan-terobosan kayak gimana.
3. Pertimbangannya apa sehingga mau menerima tawaran jadi stafsus?
Karena saya merasakan dampak nyata apa yang dikerjakan Pak Presiden di periode pertamanya.
Salah satu role-nya, bagaimana menjembatani agar kebijakan pemerintah pro anak muda. Waktu saya ambil role ini, Pak Presiden gak bilang kalau bakal di-announce ke publik.
4. Staf khusus millennial mendapatkan tugas sebagai teman diskusi Presiden, seperti apa konsepnya?
Kami masih harus menyesuaikan. Kayak tiba-tiba dapat undangan temenin Pak Presiden kunker (kunjungan kerja). Kemarin juga ngomong berpartisipasi di ratas kementerian, bareng sama menteri-menteri. Tapi belum ada yang diundang. Itu bertahap lah.
Tapi kan program strategis yang kemarin mau didorong kan salah satunya gimana anak muda, terutama yang lulusan SMP, SMA, bisa diterima di job market. Istilah program yang mau dibikin itu kartu prakerja. Masih digodok desainnya. Gimana delivery-nya fully digital. Karena sempat beredar isunya masa pengangguran digaji. Itu kan isunya kurang tepat.
Ini masih didesain juga konsepnya. Kami mau pastiin bahwa dapat training habis itu diterima kerja. Nah, hal-hal kayak gitu kita bantuin diskusi juga sama KSP, sama tim Setneg (Sekretariat Negara).
Editor’s picks
5. Kalau jadi teman diskusi, berarti harus siap 1x24 jam?
Benar. Setiap pagi aja selalu WhatsApp sama tim. Ini lagi ngerapiin program kerja juga.
6. Kemarin sempat diajak kunker ke Kabupaten Subang dan tinjau Pelabuhan Patimban. Bagaimana rasanya ikut kunker Jokowi?
Seru. Melihat langsung bagaimana Presiden itu walk the talk. Dia pro terhadap masyarakat bawah dengan program BPJS-nya dan dia ngecek langsung bagaimana implementasinya di bawah, gimana pelayanan di rumah sakitnya, yang makainya siapa aja, gimana manfaatnya, dia mau dengar langsung dari masyarakat Indonesia.
Pak Presiden ngomong infrastruktur untuk mewujudkan keadilan sosial. Kan kita mau bangun di Subang itu kan mau bangun second largest port setelah Tanjung Priok, itu kan project-nya juga masih panjang perjalanannya, 2027 benar-benar jadinya. Ya ini kan baru 10-15 persen tahap jadinya. Itu dimonitor sama dia, gimana progresnya.
Pak Presiden juga benar-benar care mau lihat UMKM tumbuh. Program BUMN untuk pengembangan UMKM juga kayak gimana manfaatnya. Buat saya mungkin dua minggu pertama lebih mengenal langsung gaya kerjanya Pak Presiden. Apa yang dia care about, apa yang dia benar-benar mau kerjain buat bangsa kita.
7. Selain diminta diskusi soal Kartu Prakerja, apakah ada lagi proyek yang ditangani staf khusus millennial?
Kami kan maunya gak distracting. Tapi maunya satu visi sama Pak Presiden. Pak Presiden di kepalanya mau fokusin di sini, ya udah kita pastiin yang dia fokus, deliver well. Itu approach-nya kami
8. Pesan yang sering disampaikan Jokowi apa?
Bantu share ke publik bahwa Indonesia is making progress. Kita punya potensi yang besar untuk jadi 4 besar ekonomi dunia di 2045. Dan itu tantangannya besar banget. Di 2020 tantangan dari eksternal, dari global itu kenceng. Ya Indonesia yang harus solid, harus satu. Lebih produktif.
Kalau yang dititipin ke kita itu 'saya mau ngurusi yang kecil-kecil. Saya mau ngurusi UMKM ini. Saya mau ngurusi generasi muda yang mayoritas lulusan SMP dan SMA yang bisa kontribusi dan tidak jadi beban negara'.
9. Ada pesan dari Pak Jokowi bahwa stafsus harus bijak bermedia sosial?
Pak Presiden show your flavour as a staf khusus. Kita juga gak didikte, ngomongnya harus gini gini. Ya gak apa-apa. Dia juga sportif dengan stafsus yang mungkin jadi kontroversi, dia juga sportif sama kita.
10. Bagaimana membagi waktu antara menjadi bos Amartha dan staf khusus presiden?
Dijalani dan di-embrace aja. Aku juga cerita sama semua tim Amartha, ini role-nya jalan dua kaki. Saya akan tetap jadi CEO, saya akan tetap diminta bantu Pak Presiden, dan alhamdulillah tim Amartha semuanya very sportif.
Kita tahu apa yang dikerjain sama saya itu perlu dukungan semuanya, dan tim Amartha juga berbenah, cara kita making decision, gak semua perintilan harus masuk sama saya. Mereka juga harus berani making tough decision, itu yang sekarang ini ritme kerjanya, alhamdulillah bisa di-manage dua-duanya.
Baca Juga: Gaji Rp51 Juta, 7 Potret dan Prestasi Staf Khusus Millennial Jokowi