Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa perseroan memprioritaskan lini bisnis yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik, disertai upaya-upaya untuk memperoleh pendapatan yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan margin profitabilitas dan menjaga pertumbuhan kinerja perseroan yang sustainable ke depan.
Ririek menambahkan, pada dasarnya Telkom memiliki portofolio bisnis yang beragam sehingga tidak terlalu bergantung pada salah satu segmen bisnis. Jika terjadi pelemahan di salah satu segmen, maka akan diimbangi dengan pertumbuhan di segmen lainnya.
Meski dalam kondisi persaingan yang ketat di industri telekomunikasi, Telkom terus membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed line guna menjamin pertumbuhan bisnis pada masa depan. Hal itu ditunjukkan dari nilai penyerapan belanja modal Perseroan pada kuartal 1/2020 sebesar Rp3,7 triliun. Selain membangun infrastruktur broadband (digital connectivity), TelkomGroup secara intensif terus mengembangkan digital platform dan digital service sebagai value added dari core competency perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang.
Memasuki awal tahun 2020, dunia menghadapi pandemik yang memengaruhi kondisi ekonomi makro dan berdampak pada bisnis secara umum.
“Kondisi pandemik saat ini telah mengubah gaya hidup masyarakat yang ditandai dengan peningkatan adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, seperti untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ataupun berbelanja kebutuhan sehari-hari. Pada kondisi seperti ini, inovasi digital mengambil peran penting bagi masyarakat. Terdapat ruang untuk akselerasi digital sehingga peran Telkom sebagai operator dan enabler menjadi semakin penting. Hal itu menjadikan peluang bagi Telkom untuk tetap berinvestasi guna meningkatkan performansi perusahaan,” ungkap Ririek.