Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
2fe38e2f-5e8e-407c-a5e6-fc995141d933.jpeg
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (30/9). (dok. Kemnaker)

Intinya sih...

  • Profesionalitas dan integritas menjadi faktor kunci dari Pengawasan Ketenagakerjaan.

  • Yassierli mengaku banyak menerima laporan yang masuk dari berbagai perusahaan terkait penegakan norma K3 .

  • Yassierli mengajak Pengawas Ketenagakerjaan meninggalkan legacy positif Pengawasan Ketenagakerjaan Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya transformasi pola pikir dan budaya kerja untuk menjaga marwah, kehormatan, dan kepercayaan publik terhadap Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3. Hal ini ia sampaikan saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (30/9).

1. Profesionalitas dan integritas jadi faktor kunci

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (30/9). (dok. Kemnaker)

Yassierli mengatakan, profesionalitas dan integritas menjadi faktor kunci dari Pengawasan Ketenagakerjaan. "Kembali ke marwah dasar pengawasan bahwa pengawas adalah garda terdepan pelindungan hak pekerja dan penjamin kepatuhan norma kerja, " katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa saat turun ke lapangan, Pengawas Ketegakerjaan harus fokus pada tugas inti yakni investigasi, edukasi dan penegakan hukum. "Baju yang kita pakai menggambarkan marwah, menggambarkan harapan dari yang mendesain seorang Pengawas Ketenagakerjaan seperti itu, sekaligus amanah dan tantangan terkait penegakan norma K3 yang semakin besar," katanya.

2. Terima banyak laporan dari berbagai perusahaan

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (30/9). (dok. Kemnaker)

Yassierli mengaku banyak menerima laporan yang masuk dari berbagai perusahaan terkait penegakan norma K3 di perusahaan. Seperti penahanan ijazah, PHK sepihak, diskriminasi, perusahaan bayar di bawah upah, outsourcing.

"Itu semua kezaliman, kalau kita tak bisa bergerak, buka baju itu. Saya juga komitmen, kalau tak bisa ya sudah, saya akan mengundurkan diri. Buat apa saya jadi menteri, kemudian tak memberikan kontribusi bagi negara, " katanya.

3. Meninggalkan legacy positif

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (30/9). (dok. Kemnaker)

Yassierli mengajak Pengawas Ketenagakerjaan meninggalkan legacy positif Pengawasan Ketenagakerjaan Indonesia, dan membawa pulang cerita yang bisa dibanggakan. "Baju yang kita pakai ini adalah amanah, dan apa yang bapak/ibu lakukan merupakan suatu tugas mulia dan bagaimana kita menegakkannya, " katanya. (WEB)

Topics

Editorial Team