Anies: Polusi Udara di Jakarta Berasal dari Cerobong PLTU

Kualitas udara di Jakarta jadi sorotan banyak pihak

Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, ikut bersuara terkait buruknya kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini. Menurut dia, penyebab masalah itu adalah polusi yang dibawa dari hasil industri di sekitar Jakarta. 

Beberapa waktu terakhir, kualitas udara di Jakarta tengah menjadi sorotan karena tercatat jadi yang terburuk nomor dua dunia. Dikutip dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada Selasa kemarin, indeks kualitas udaranya berada di angka 165 AQI US, angka yang menunjukkan kualitas udara tak sehat.

"Sementara kegiatan di kota ini sama. Kok [ketika] kegiatan kota ini sama, mendadak kotor sekali, mendadak the most polluted pada hari-hari tertentu," kata Anies dalam acara Desak Anies, di Pos Bloc, Jakarta, Selasa (15/8/2023) malam.

1. Anies menilai jika polusi udara berasal dari cerobong PLTU di luar Jakarta

Anies: Polusi Udara di Jakarta Berasal dari Cerobong PLTUIlustrasi Pembangunan PLTU (IDN Times/Dokumen)

Anies mengatakan, salah satu penyebab buruknya kualitas udara ialah polutan PLTU yang terbawa angin ke Jakarta. Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di Lampung dan Banten, tetapi di sana tak ada sensor yang menangkap polusi udara.

Anies menilai, kenapa hanya Jakarta saja yang jadi sorotan akibat polusi udara saat ini, sebab wilayah lain masih minim sensor udara. Alhasil, hal itu tak menjadi permasalahan seperti di Lampung dan Banten. 

"Sesungguhnya yang terjadi, selain polutan dari dalam aktivitas dalam kota, juga polutan yang diakibatkan dari kegiatan di luar kota Jakarta. Apa itu? Banyak pembangkit listrik tenaga uap yang kemudian cerobongnya menghasilkan polutan, ketika arah anginnya bergerak ke arah Jakarta, maka dia tertangkap sensor," ujar Anies.

Baca Juga: Kurangi Polusi Udara, Heru: Kendaraan 2.400 cc Pakai Pertamax Turbo

2. Anies minta sensor pengukur polusi udara dipasang di semua wilayah

Anies: Polusi Udara di Jakarta Berasal dari Cerobong PLTUIlustrasi meteran listrik (dok. PLN)

Anies mengusulkan, semua wilayah di Indonesia dipasangkan sensor polusi udara. Sehingga, masyarakat dan pemerintah bisa mengetahui kualitas udara di semua wilayah Indonesia, khususnya di wilayah yang dekat dengan area industri.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu memastikan, alat sensor udara itu tidak lah mahal. Terlebih, fungsinya berguna untuk melindungi masyarakat dari polusi udara.

"Alat itu tidak terlalu mahal. Jangan sampai kita seperti kasus COVID kemarin ketika ditanya bagaimana kasus COVID-nya, alhamdulillah tidak ada. Kenapa? Karena tidak ada testing, apa kualitas udara di semua tempat kita baik, ya, kalau nggak ada sensor dan monitor kita akan merasa baik," beber Anies.

Di sisi lain, dia juga menyebut jika Indonesia sudah harus memulai transisi pembangkit energi tak terbarukan menuju energi terbarukan.

"Jadi menurut saya ke depan nomor satu semua kota harus memiliki alat ukur kualitas udara. kemudian yang kedua harus dimulai secara serius transisi dari pembangkit energi tak terbarukan menuju energi tergantikan," kata dia.

3. Gunakan fasilitas umum berbasis listrik

Anies: Polusi Udara di Jakarta Berasal dari Cerobong PLTUPLN menyiapkan kendaraan listrik dan juga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk para delegasi G20. (Dok. PLN)

Solusi Anies selanjutnya adalah penggunaan fasilitas umum yang berbasis listrik. Selain itu, dia meminta agar daerah hijau di setiap perkotaan diperbanyak.

"Perlu memperbanyak paru-paru kota di semua wilayah perkotaan. Itu contoh road map yang bisa kita kerjakan," tuturnya.

Lebih jauh, Anies mengatakan masalah polusi udara harus diselesaikan dari luar Jakarta. Sementara dari dalam, bisa dimulai dari menurunkan emisi mobil.

Baca Juga: Gambaran Kondisi Nyata Udara, yuk Pahami Apa Itu Indeks Kualitas Udara

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya