Mahfud MD Sebut Food Estate Rusak Lingkungan, Ini Faktanya

Benar, banyak laporan kerusakan lingkungan di lokasi

Jakarta, IDN Times - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengatakan program lumbung pangan nasional alias food estate merusak lingkungan. Menurutnya, hal itu sangat disayangkan karena akan merugikan masyarakat Indonesia.

“Jangan misalnya seperti Food Estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang benar aja, rugi dong kita,” kata Mahfud dalam debat capres-cawapres keempat, Minggu (21/1/2024).

Berdasarkan laporan Greenpreace dengan judul ‘Food Estate: Menanam Kehancuran, Menuai Krisis Iklim, program food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) menyebabkan sejumlah kerusakan lahan hutan.

Misalnya di kawasan hutan di Kabupaten Gunung Mas, yang dijadikan food estate untuk komoditas singkong oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Lahan seluas 760 hektare (ha) dibuka untuk perkebunan singkong, yang menyebabkan 77 ribu ton karbon hilang.

Selain itu, masih di Kabupaten Gunung Mas, tepatnya di Desa Tewai Baru, sekitar 250 ribu ha dibuka untuk perkebunan singkong. Hal itu menyebabkan hilangnya vegetasi yang menyebabkan limpasan hujan yang cepat, dan menyapu lapisan atas tanah yang berpasir.

Laporan tersebut menyatakan, kondisi itu berpotensi merusak kesuburan tanah. Lalu, kombinasi sedimen kasar dan sisa-sisa kayu dari area yang dibuka menyumbat lahan basah dan aliran air di dekatnya, dan menyebabkan banjir di Sungai Tambun dan Tambakung.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya