Bintang Puspayoga Sempat Trauma dengan WhatsApp Gegara Jadi Menteri 

Selalu mendengar kabar buruk setiap hari

Manado, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga, mengaku sempat trauma dengan WhatsApp sejak menjadi anggota kabinet. Sebab, setiap hari dia menerima laporan seputar kekerasan perempuan dan anak.

“Tiga tahun saya menjadi Menteri PPPA, saya sampai takut buka WhatsApp, sampai trauma. Ada yang melahirkan anak, tapi gak punya pendampingan. Itu sampai terbawa tidur. Di sini kasus, di sana kasus,” kata Bintang di Manado, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/11/2022).

1. Tugas di Kemen PPPA menguras air mata

Bintang Puspayoga Sempat Trauma dengan WhatsApp Gegara Jadi Menteri Menteri PPPA Bintang Puspayoga (tengah) saat memberi keterangan pers usai puncak peringatan HAN di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (19/8/2020). IDN Times/Asrhawi Muin

Sebagai informasi, Bintang merupakan istri dari Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, yaitu Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) periode 2014-2019.

Menurut Bintang, realita yang dia hadapi sebagai Menteri PPPA berbanding terbalik saat dia mendampingi suaminya kala itu sebagai Menkop UKM.

“Dulu pas saya jadi istri Menkop UKM, saya ke daerah, lihat barang-barang bagus. Makanya saya bilang ini kementerian cuci mata. Tapi kalau ini (Kemen PPPA) adalah kementerian air mata,” ungkap Bintang.

Baca Juga: Menteri PPPA: Investasi Paling Berharga Bukan Migas, tapi Anak-Anak

2. Situasi perempuan dan anak di daerah 3T meresahkan

Bintang Puspayoga Sempat Trauma dengan WhatsApp Gegara Jadi Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Bintang Puspayoga (Dok. Humas KemenPPPA)

Kemudian, Bintang juga menyinggung betapa menyedihkannya situasi perempuan dan anak di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).

“Kalau bicara di daerah 3T, memang sangat miris. Jangankan punya kesempatan yang sama (dengan laki-laki), perempuan bahkan tidak punya mimpi untuk dirinya sendiri,” katanya.

Dia menambahkan, “saya sudah 3 tahun di Kementerian PPPA, kalau turun di daerah 3T melihat kondisi perempuan dan anak, saya pasti mengeluarkan air mata. Dan itulah PR kita yang sangat panjang.”

3. Tidak ada satu kebijakan yang bisa tuntaskan masalah perempuan dan anak

Bintang Puspayoga Sempat Trauma dengan WhatsApp Gegara Jadi Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga saat melakukan kunjungan kerja ke Ponorogo (dok. KemenPPPA)

Untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak-anak, Bintang menyebut kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Sebab, kata dia, tidak ada satu kebijakan yang mampu mengentaskan permasalahan kekerasan anak dan perempuan dari ujung Sabang sampai Merauke.

“Dengan ribuan pulau dan beragam agama, suku, budaya, tidak bisa kita sama ratakan perlakuan atau kebijakan di seantero Nusantara yang amat luas. Makanya sangat penting strategi dari akar rumput yang sesuai dengan budaya setempat,” katanya.

Keterangan di atas tidak lepas dari fakta yang disaksikan Bintang, bahwa masih ada penduduk desa yang lebih tunduk dengan sanksi sosial atau adat, daripada sanksi hukum yang diatur dalam undang-undang.

Baca Juga: KemenPPPA Dorong Masyarakat Berani Laporkan KDRT

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya