Pencemaran Limbah Industri Sebabkan Air Kemasan Mengandung Bromat

Sempat viral di medsos soal air dengan kandungan bromat

Jakarta, IDN Times - Keberadaan senyawa bromat dalam air minum kemasan menjadi sorotan sejumlah pakar dan sempat viral beberapa saat lalu. Biasanya, senyawa ini lebih banyak terdapat dalam air kemasan yang sumber airnya telah tercemar limbah industri atau pabrik.

“Kalau tidak terjadi pencemaran, sebenarnya di air minum gak ada bromatnya. Tapi, karena ada limbah pabrik yang mengandung bromida di sekitar sumber airnya, barulah air kemasan yang berasal dari sumber air itu bisa mengandung Bromat,” kata Dosen Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), Handajaya Rusli, dalam keterangan yang diterima IDN Times, Kamis (4/4/2024). 

Jika sumber air kemasan itu dekat dengan pabrik yang menggunakan bromida dan limbahnya dibuang langsung ke sungai, air kemasan dari sumber airnya itu berpeluang mengandung bromat. 

“Kalau ada pabrik yang memakai bromida terus dibuang langsung ke sungai, itu baru mungkin ada senyawa bromatnya. Tapi, kalau misalnya air dari tanah asli, kecil kemungkinannya ada unsur bromidanya,” tuturnya.

Lantas, apa bahaya dari bromat ini? 

1. Bahaya bromat bagi tubuh manusia

Pencemaran Limbah Industri Sebabkan Air Kemasan Mengandung Bromatilustrasi air minum (unsplash.com/Sandra Seitamaa)

Department of Health New York State menyatakan, konsumen yang terpapar bromat dalam jumlah besar bisa menyebabkan resiko kanker. Uji coba yang dilakukan terhadap hewan laboratorium terbukti paparan bromat dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan efek sakit ginjal. 

Departemen tersebut juga menyebutkan setiap air mineral pasti memiliki kadar bromat di dalamnya. Namun, untuk memperkecil risiko terjadinya kanker akibat minum air kemasan mengandung bromat, maka ditetapkan batas aman kandungan zat ini di air mineral.

Paparan bromat tingkat tinggi dalam jangka panjang juga menyebabkan kanker seperti yang sudah diuji coba pada tikus.

Beberapa orang yang mengonsumsinya dalam jumlah besar juga akan mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut. Tidak hanya itu, beberapa orang yang mengonsumsi bromat konsentrasi tinggi juga mengalami efek ginjal, sistem saraf, dan gangguan pendengaran.

Baca Juga: Mengenal Senyawa Bromat dalam AMDK dan Efek Sampingnya bagi Tubuh

2. YLKI desak transparansi produsen air minum kemasan

Pencemaran Limbah Industri Sebabkan Air Kemasan Mengandung BromatFreepik

Sebelumnya, Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tubagus Haryo, mengatakan bahwa YLKI berprinsip agar semua makanan dan minuman yang beredar di masyarakat wajib memiliki standar tertinggi bagi kesehatan.  

YLKI mengingatkan, transparansi informasi mengenai kualitas dan keamanan produk air minum kemasan sangat penting bagi perlindungan konsumen.

“Kami mendesak BPOM untuk meningkatkan pengawasan terhadap industri yang mengeluarkan produk yang tidak memenuhi standar aman seperti kandungan bromat ini,” kata dia.

BPOM juga harus memberikan rekomendasi kepada pelaku usaha untuk mematuhi standar produksi yang ketat demi menjaga kualitas produk dan keamanan konsumen.  

“Kami juga mengajak konsumen untuk lebih selektif dalam memilih produk air minum kemasan dan memeriksa dengan cermat informasi yang tertera pada label,” ucapnya.

3. BPOM diminta ambil tindakan untuk membuat masyarakat merasa aman

Pencemaran Limbah Industri Sebabkan Air Kemasan Mengandung Bromatilustrasi air minum kemasan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ungkapan yang sama juga disampaikan Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Muhammad Mufti Mubarok, yang mendesak pengujian lab independen atas air minum kemasan yang diduga mengandung senyawa bromat berlebih. 

“Kami meminta agar BPOM segera melakukan uji lab terkait laporan masyarakat dan itu harus dilakukan secara independen tanpa keterlibatan dari produsennya,” tukasnya.

Dia juga menyarankan agar BPOM mewajibkan para produsen air minum dalam kemasan untuk mencantumkan kadar bromat pada label. 

“Kita minta untuk bromat ini juga ada labelingnya agar masyarakat gak ragu,” katanya

Baca Juga: Minum Boraks Sempat Jadi Tren TikTok, Ini Bahayanya

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya