Tak Optimal Serap DAK untuk Kekerasan Anak, Ini Ancaman Kemen PPPA

Ada daerah serapan DAK-nya di bawah 25 persen

Manado, IDN Times - Menteri Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga, mengancam akan mengalihkan Dana Alokasi Khusus (DAK) jika ada daerah yang tidak bisa menyerapnya dengan optimal.

Adapun DAK dari Kemen PPPA merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menangani kasus kekerasan perempuan dan anak.

“Catatan penting bagi kabupaten/kota yang dapat DAK tolong digunakan sebaik-baiknya. Pada 2023, kalaupun indikatornya memenuhi syarat, kita kasih punishment bagi yang serapannya kecil. Tidak digelontorkan lagi (DAK) dan akan kita alihkan ke daerah lain,” kata Bintang dalam kegiatan Tindak Lanjut Penanganan AMPK di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga: Menteri PPPA: Investasi Paling Berharga Bukan Migas, tapi Anak-Anak

1. Ada daerah yang serap DAK kurang dari 25 persen

Tak Optimal Serap DAK untuk Kekerasan Anak, Ini Ancaman Kemen PPPAMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga (IDN Times/Vanny El Rahman)

Menurut Bintang, butuh waktu bertahun-tahun bagi Kemen PPPA untuk memperoleh dana tersebut.

“Data kami sangat miris, ada yang serapannya di bawah 25 persen. Itu (DAK) perlu perjuangan panjang (untuk mendapatkannya),” kata Bintang.

Sebagai informasi, pada 2021 Kemen PPPA menerima DAK sebesar Rp101 miliar. Kemudian, pada 2022 nilainya naik menjadi Rp120 miliar dan diprediksi akan meningkat lagi pada 2023.

“DAK digelontorkan di 34 provinsi dan 216 kabupaten/kota. Kami mohon dimanfaatkan daerah yang mendapat DAK,” kata Bintang.

Baca Juga: Papua Berstatus Darurat Kekerasan Seksual pada Perempuan dan Anak

2. DAK jadi solusi mengatasi kendala hukum pada kasus kekerasan anak dan perempuan

Tak Optimal Serap DAK untuk Kekerasan Anak, Ini Ancaman Kemen PPPAMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga (IDN Times/Vanny El Rahman)

Di Manado, Bintang menyempatkan waktu untuk mendengar keluhan berbagai Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) di Sulawesi Utara, mengenai apa yang menjadi kendala dalam menuntaskan kasus kekerasan di daerah.

Pada kesempatan itu, ada satu perwakilan UPTD PPA yang bertanya, bagaimana jika tulang punggung keluarga itulah yang merupakan pelaku kekerasan anak atau perempuan. Artinya, jika dia ditangkap maka tidak ada lagi yang bisa menghidupi keluarga tersebut.

Menurut Bintang, DAK bisa menjadi solusi untuk keluhan seperti itu. Sehingga, tidak ada alasan bagi aparat penegak hukum untuk menunda suatu perkara.

Baca Juga: Hari Anak Sedunia: Ratusan Anak dari 8 Negara Kumpul di Sulawesi Utara

3. Anak-anak adalah investasi paling berharga

Tak Optimal Serap DAK untuk Kekerasan Anak, Ini Ancaman Kemen PPPAMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga (IDN Times/Vanny El Rahman)

Dalam rangkaian acara Hari Anak Sedunia 2022 yang dirayakan di Sulawesi Utara pada 18-20 November 2022, Bintang mengingatkan bahwa anak-anak adalah investasi paling berharga suatu bangsa.

Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak harus memiliki andil dalam menjaga hak hidup hingga berkembang anak-anak Indonesia.

“Kita sadar betul bahwa investasi paling berharga bagi suatu negara bukan tambang, minyak, atau gas bumi. Tapi sumber daya manusia. Anak-anak kita adalah pemegang estafet bangsa ke depan,” ujarnya.

Baca Juga: 20 November Hari Anak Sedunia: Sejarah dan Ucapannya

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya