Kandidat Doktor dalam Rekayasa Genetik dan Peneliti vaksin Universitas Oxford, Muhammad Hanifi dalam program Ngobrol Asik by IDN Times, Sabtu (9/5).
Universitas Oxford tidak hanya mengembangkan vaksin COVID-19, namun juga obat anti virus COVID-19. Grup riset saya tertarik mengembangkan obat yang bisa diproduksi dalam waktu singkat untuk merespons pandemik di masa depan.
Sebelum wabah COVID-19, saya fokus meneliti rekayasa genetika untuk terapi kanker, namun sejak adanya wabah COVID-19, tenaga riset dan mobilisasi ilmuwan semuanya mempelajari atau mengembangkan obat dan vaksin tentang corona.
Jadi kita semua didorong untuk melakukan riset tentang corona, saya sendiri risetnya mengembangkan obat antiviral dengan molekul antisense oligo. Obat ini untuk persiapan di masa depan.
Berkaca dari pandemik COVID-19 saat ini, salah satu kendala adalah sekarang wabah ini menyebar begitu cepat namun tidak punya infrastruktur untuk membuat vaksin dan obat dalam hitungan minggu.
Namun, pembuatan obat dan vaksin juga masih membutuhkan hitungan bulan dan bahkan bertahun-tahun. Intinya, kita di sini menyiapkan suatu metode supaya nantinya kalau kita butuh anti virus bisa kembangin dalam waktu hitungan minggu.
Tapi bisa saja juga obat ini digunakan dalam waktu dekat untuk corona, tergantung sebelum 2 bulan ke depan seberapa cepat nanti risetnya berjalan dan mendapatkan data.
Tetapi saya rasa, saat ini fokusnya dokter dan ilmuwan sekarang bukan pembuatan obat baru, tetapi pembuatan vaksin.
Selain mempersiapkan obat anti virus, para peneliti juga mengembangkan teknologi untuk melihat virus-virus apa aja yang surveilans di hewan-hewan liar.
Jadi kita perlu melihat hotspot atau tempat munculnya virus, yang di mana kita banyak berinteraksi dengan hewan-hewan liar, maksudnya yang tidak dirawat, dijaga, dan diberi vaksin.
Hewan-hewan liar sama seperti di Wuhan, awalnya kan corona virus muncul di pasar di Wuhan, banyak orang yang interaksi antar hewan liar yang hidup, yang memungkinkan virus itu lompat, jadi hotspot itu yang kita surveilans hewannya sehat tidak.