Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perwakilan Gerakan Nurani Bangsa bersama Wakil Presiden Indonesia Ma'Ruf Amin (dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menerima sejumlah tokoh bangsa di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024). Para tokoh tersebut hadir mengajak Wapres, bersama-sama melakukan gerakan menjaga keutuhan bangsa, khususnya dengan adanya Pemilu 2024.

Mereka tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa yakni Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.

“Jadi saya merasa bahwa ajakan ini, ajakan suci, dan menjaga amanat para pendiri bangsa. Saya kira itu intinya, karena itu saya mengajak yang lain mari kita jaga [bangsa ini], tidak semua kemudian larut di dalam situasi yang mengemukakan perbedaan,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/1/2024).

1. Wapres menyambut baik ajakan Gerakan Nurani Bangsa

Wakil Presiden Ma'ruf Amin di pidato HUT ke-51 PDI Perjuangan (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Ma’ruf Amin menjelaskan, Gerakan Nurani Bangsa pada saat itu menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Indonesia jika Pilpres 2024 tak dikawal maka akan terjadi polarisasi. Oleh karena itu mereka mengajak Wapres untuk bersama-sama berperan mengawal keutuhan bangsa.

Atas ajakan tersebut, Wapres menuturkan bahwa dirinya menyambut baik dan meyakini bahwa gerakan yang bersumber dari hati nurani ini akan mendapatkan respons positif dari orang-orang yang berhati bersih dan berakal sehat.

“Tentu saja karena temanya itu merawat, mengawal keutuhan bangsa, itu saya merespons dengan baik, dan memang itu semua harus melakukannya, yang artinya yang kata mereka hati nurani, yang hatinya bersih saya bilang, akalnya sehat, tentu semua akan merespons ajakan ini,” ujar Ma’ruf Amin.

2. Perbedaan politik tidak boleh menjadi perpecahan

Tiga paslon capres 2024 dalam debat capres di KPU (YouTube/IDN Times)

Oleh sebab itu, kata Wapres, NKRI sebagai amanat para pendiri bangsa harus terus dijaga keutuhannya untuk diwariskan kepada generasi mendatang. Ia pun mengajak para tokoh lain untuk terus membantu merajut persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah keberagaman masyarakatnya.

Ia mengungkapkan bahwa gerakan menjaga keutuhan bangsa memang harus terus digaungkan kepada seluruh komponen bangsa dengan saling mengingatkan.

“Termasuk juga (kepada) mereka yang sedang berkontestasi (dalam Pemilu), baik para pemimpinnya maupun masyarakat di bawah, perbedaan pilihan (politik) tidak boleh menjadi perpecahan,” kata Ma’ruf Amin.

3. Wapres tak ingin gara-gara beda politik, mengkhianati para pendiri bangsa

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin dalam acara HUT ke-51 PDIP. (youtube.com/PDI Perjuangan)

Menurut Wapres, apabila bangsa Indonesia sampai terpecah, maka hal ini sama dengan mengkhianati para pendiri bangsa yang telah bersusah payah menyatukannya pada masa lampau.

“Kita bisa bayangkan, Indonesia yang seluas ini dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai ras dan agama, pada masa itu mereka bisa menjadikan kita bersatu, dalam wadah NKRI,” tutur Wapres.

“Itu saya kira bukan (perkara) gampang, transportasi belum ada, alat komunikasi belum ada, tapi luar biasa para pendiri bangsa itu,” imbuhnya.

Editorial Team