Aksi warga Pulau Rempang yang berujung hampir terjadinya kericuhan (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Keesokan harinya, setelah warga berhasil menduduki pos tersebut, personel Ditpam kembali datang dengan maksud mendirikan posko dengan alasan pengamanan Pilkada. Lokasi posko baru ini hanya beberapa meter dari pos yang digunakan warga untuk berjaga.
Ketegangan pun meningkat ketika warga yang tidak terima beradu argumen dengan personel Ditpam. Situasi semakin panas hingga personel TNI dan Polri datang ke lokasi untuk menenangkan suasana.
"Tensi sudah sempat meningkat, namun dilerai oleh TNI-Polri. Kami sudah capek diintimidasi. Pos yang dibangun untuk anak sekolah direbut dan digunakan oleh mereka. Fasilitas bagi anak sekolah sekarang sudah tidak ada," kata Wadi.
Selain masalah posko, Wadi menjelaskan bahwa warga juga mengalami intimidasi lainnya. Ia menyebut adanya rencana pembakaran gardu listrik di Kampung Sembulang Hulu dan Pasir Merah pada, Jumat (30/8/2024) malam.
Beruntung, upaya pembakaran oleh Orang Tidak Dikenal (OTK) tersebut gagal karena api berhasil dipadamkan oleh warga. Oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut juga membakar spanduk penolakan yang dipasang warga di jalan masuk kampung.
"Spanduk kami yang menolak sudah mulai dibakar mereka. Sekarang mereka ingin memutus aliran listrik ke kampung kami. Walaupun mendapat intimidasi seperti ini, kami tidak gentar," tegasnya.
Asmaniah, warga lainnya turut meminta agar pihak berwenang segera menindaklanjuti intimidasi yang dialami warga. Ia menambahkan bahwa warga dapat bertindak nekat jika mereka menemukan pelaku yang bertanggung jawab atas upaya pemutusan listrik.
"Jangan salahkan warga jika bertindak nekat jika kami menjadi pihak pertama yang menemukan pelaku pembakar gardu," ujarnya.