Kata TKN soal Debat Tak Edukatif: Pak Jokowi Rasakan Batin Rakyat

TKN sebut Anies-Ganjar tak punya kapasitas menilai Kemenhan

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, menanggapi penilaian Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang menganggap debat capres-cawapres putaran ketiga tidak edukatif.

Nusron menilai, Jokowi sebagai manusia biasa bisa merasakan batin yang dirasakan rakyatnya. Sebab sebagai kepala negara dia sering berinteraksi dengan masyarakat.

"Gini, Pak Jokowi itu manusia biasa juga, yang tentunya Pak Jokowi bisa merasakan batinnya manusia Indonesia, karena kalau kita bicara secara jujur, orang yang paling banyak berinteraksi dengan rakyat itu ya Pak Presiden," kata dia saat ditemui awak media di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (8/1/2024) malam.

Baca Juga: Timnas AMIN Akui Pakai Data Jokowi untuk Serang Prabowo di Debat

1. TKN kritisi debat yang diwarnai aksi saling serang personal

Kata TKN soal Debat Tak Edukatif: Pak Jokowi Rasakan Batin RakyatSuasana debat ketiga KPU di Istora Senayan pada Minggu (7/1/2024). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Nusron lantas mengkritisi berbagai pernyataan capres nomor urut satu, Anies Baswedan dan capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, yang beberapa kali terkesan menyerang Prabowo secara personal.

Menurut politikus Partai Golkar itu, menyerang pribadi seseorang tidak bisa dibenarkan, baik secara etika agama maupun budaya.

"Memang kalau kita lihat menyerang pribadi orang itu gak diperbolehkan, kita lihat dari sudut pandang apapun, mau agama, mau apa kan tidak diperbolehkan," ucap Nusron.

Baca Juga: Grace Natalie Ungkap Alasan Hampiri Meja Moderator saat Debat Capres

2. TKN nilai Anies dan Ganjar tak punya kapasitas menilai Kemenhan

Kata TKN soal Debat Tak Edukatif: Pak Jokowi Rasakan Batin RakyatSuasana debat ketiga KPU di Istora Senayan pada Minggu (7/1/2024). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Lebih lanjut, Nusron menegaskan, Anies dan Ganjar tak punya kapasitas mengkritisi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang tengah dipimpin Prabowo.

Dia menilai, Anies dan Ganjar memberikan penilaian buruk terhadap Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo karena punya kepentingan politik.

"Yang berhak menilai itu atasannya (Menhan), yaitu presiden. Pengawasnya Pak Prabowo namanya DPR, pemeriksannya Kemhan namanya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), internal auditor namanya BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)," tutur Nusron.

"Presiden tidak menganggap nilainya jelek, DPR tidak menganggap nilainya jelek, BPK tidak menganggap nilainya jelek, kenapa justru karena ada kepentingan politik itu dia asal-asalan dengan penilaian?" tanya Nusron.

3. Jokowi komentari jalannya debat capres-cawapres ketiga

Kata TKN soal Debat Tak Edukatif: Pak Jokowi Rasakan Batin RakyatPresiden Jokowi usai meresmikan Tol Limo Utama pada Senin (8/1/2024). (IDN Times/Triyan)

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tak melihat substansi visi misi masing-masing calon presiden pada debat ketiga Capres 2024, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024.

"Ya, yang pertama memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan," ujar Jokowi di Banten, Senin (8/1/2024).

Jokowi mengatakan, yang nampak pada debat ketiga adalah saling serang antar capres. Namun, dia tak mempermasalahkan hal tersebut, asalkan menyoroti kebijakan apa yang akan dibuat.

"Yang kelihatan justru saling menyerang, yang sebetulnya gak apa asal kebijakan, asal policy, asal visi, gak apa," kata dia.

Jokowi meminta agar debat capres tidak dilakukan saling serang pada personal, sehingga kurang mengedukasi masyarakat.

"Kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton, saya kira akan banyak yang kecewa," ucap dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, format debat harus bisa dilakukan lebih baik lagi. Sehingga, substansi dari gagasan yang disampaikan masing-masing capres bisa dilihat dengan baik oleh masyarakat.

"Sehingga, debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu, sehingga hidup, saling menyerang gak apa-apa, tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira gak baik dan gak mengedukasi," imbuhnya.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

https://www.youtube.com/embed/yuo7XrXc124

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya