Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 10 orang tewas dan 41 lainnya terluka akibat kecelakaan bus di provinsi Yazd, Iran pada Selasa (17/9/2024).
Media lokal melaporkan bahwa kendaraan tersebut terbalik sekitar pukul 2 dini hari saat dalam perjalanan dari kota Bushehr di Iran selatan ke kota Masyhad di timur laut. Saksi mengatakan bahwa bus tersebut melaju dengan kecepatan tinggi saat kejadian.
“Kecelakaan itu menyebabkan 10 orang tewas dan 41 luka-luka, menurut angka awal,” demikian laporan IRNA.
Dilansir The Express Tribune, layanan darurat segera menuju lokasi kejadian dan membawa lebih dari 50 penumpang ke rumah sakit terdekat setelah menerima informasi mengenai kecelakaan tersebut. Sayangnya, 10 orang di antaranya tewas, dengan 6 orang dinyatakan meninggal di tempat kejadian dan 4 lainnya meninggal di rumah sakit.
Di antara 41 korban luka, 9 di antaranya dalam kondisi kritis dan memerlukan perawatan intensif. Lebih dari 15 orang lainnya mengalami luka ringan dan diperbolehkan pulang.
Identitas para korban belum sepenuhnya diketahui dan masih belum jelas apakah mereka merupakan penduduk lokal atau peziarah. Sementara itu, polisi mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Iran memiliki catatan keselamatan jalan raya yang buruk. Menurut Legal Medicine Organization milik pengadilan yang dikutip oleh media lokal, lebih dari 20 ribu orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dalam satu tahun terakhir.
Bulan lalu, bus yang membawa peziarah Pakistan mengalami kecelakaan di Iran tengah, menewaskan 28 orang yang sedang dalam perjalanan ke Irak untuk memperingati Arbaeen, salah satu peristiwa penting dalam kalender Muslim Syiah.
Beberapa hari kemudian, kecelakaan bus lainnya menewaskan 3 orang dan melukai 48 lainnya.
Kecelakaan seperti ini menyoroti kekhawatiran mengenai keselamatan lalu lintas di Iran, terutama mengingat banyaknya peziarah yang bepergian untuk mengunjungi situs-situs religi, termasuk makam Imam Hussein dan tokoh Ahl al-Bayt lainnya.
Jalan-jalan di Iran, yang sering dipenuhi kendaraan dan kurangnya langkah-langkah keselamatan yang memadai, terus menjadi perhatian serius.
Frekuensi kecelakaan tragis ini menunjukkan perlunya perbaikan segera dalam manajemen lalu lintas dan protokol keselamatan untuk mencegah korban jiwa lebih lanjut.