Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. (dok. UN TV)

Intinya sih...

  • 104 negara anggota PBB dan Uni Afrika mengecam Israel yang menyatakan Guterres sebagai "Persona Non Grata".
  • Negara-negara tersebut mendukung penuh pekerjaan Sekjen PBB dan menilai label "tidak diinginkan" melemahkan mandat PBB.
  • Israel menuduh Guterres tidak mengutuk Iran secara eksplisit atas serangan roket baru-baru ini, sehingga menyebabkan deklarasi "Persona Non Grata".

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 104 negara anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bersama Uni Afrika mengecam keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sebagai "Persona Non Grata" atau orang yang tidak diinginkan. 

Dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh 104 negara tersebut, termasuk Turki yang mengkritik keputusan Kepala Otoritas Luar Negeri Israel, Yisrael Katz, menyuarakan dukungannya untuk Guterres dan berpendapat bahwa pemberian label "tidak diinginkan" kepada Guterres melemahkan mandat PBB.

1. Sebanyak 104 negara memberi dukungan penuh untuk Antonio Guterres

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres (twitter.com/@antonioguterres)

Sebanyak 104 negara menegaskan bahwa mereka akan mendukung penuh dan yakin terhadap pekerjaan Sekjen PBB tersebut.

Menurut mereka, dengan adanya hal ini dapat memperlambat berakhirnya konflik antara Palestina dan Israel untuk dapat hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, sesuai dengan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Di Timur Tengah, hal ini dapat memperlambat berakhirnya semua permusuhan dan pembentukan jalur yang kredibel menuju solusi dua negara, dimana negara Palestina dan Israel hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, sesuai dengan Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang relevan," katanya, mengutip dari Anadolu via ANTARA, Sabtu (12/10/2024).

2. Israel mendeklarasikan Guterres sebagai "orang yang tidak diinginkan" dan melarangnya masuk ke negaranya

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Israel menuduh Guterres tidak menyebut nama Iran atau secara eksplisit mengecam Teheran atas dugaan keterlibatannya dalam serangan roket baru-baru ini. 

Diketahui Guterres mendesak gencatan senjata segera tetapi tidak secara langsung merujuk pada peran Iran. Dia juga mengutuk meningkatnya kekerasan di Timur Tengah.

Atas pernyataan Guterres tersebut, Israel mendeklarasikan Guterres sebagai "Persona Non Grata" dan melarangnya memasuki negara tersebut. 

Keputusan tersebut diambil menyusun tuntutan Guterres agar ketegangan di Timur Tengah segera dikurangi. 

3. Kelompok tersebut mendesak penghormatan terhadap kepemimpinan PBB dan misinya

Sidang Majelis Umum PBB (UNGA) ke-79 pada Selasa (24/9/2024). (twitter.com/UN)

Kelompok tersebut yakin komitmen PBB terhadap perdamaian dan keamanan selaras dengan Hukum Internasional.

"Kami yakin akan komitmennya terhadap perdamaian dan keamanan, serta keselarasan dengan Hukum Internasional termasuk dalam mempromosikan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi PBB yang relevan mengenai situasi di Timur Tengah," terangnya, dikutip dari ANTARA, Sabtu (12/10/2024).

Mereka juga mendesak penghormatan terhadap kepemimpinan PBB dan misinya serta menghimbau untuk menghindari tindakan yang dapat melemahkan peran krusial PBB.

"Kami mengimbau semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat melemahkan peran krusial PBB dalam penyelesaian konflik, dan sebaliknya, mendukung inisiatif yang berkontribusi pada solusi damai dan berkelanjutan dari krisis di Timur Tengah," ujarnya. 

Editorial Team