Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 40 orang dilaporkan tewas dan 347 lainya terluka lainnya akibat hujan badai yang melanda provinsi Nangarhar di Afghanistan timur sejak Senin (15/7/2024).
Pada Selasa (16/7/2024), juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Sharafat Zaman Amar mengatakan bahwa petugas kesehatan telah dikirim ke daerah yang terdampak bencana untuk merawat orang-orang yang terluka. Menurutnya, jumlah korban akan terus bertambah, dilansir Xinhua.
Hujan badai terjadi secara tiba-tiba pada Senin (15/7/2024) sore. Bencana ini menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian finansial di Jalalabad, ibu kota provinsi, distrik Sukh Rod dan daerah-daerah sekitarnya.
Dilansir Associated Press, juru bicara provinsi, Sediqullah Quraishi, mengatakan bahwa lima anggota keluarga tewas setelah atap rumah mereka runtuh di distrik Surkh Rod, sementara empat anggota keluarga lainnya mengalami luka-luka.
Quraishi menyebutkan bahwa sekitar 400 rumah dan 60 tiang listrik hancur di seluruh provinsi Nangarhar. Banyak daerah mengalami pemadaman listrik dan komunikasi terbatas di kota Jalalabad. Adapun penilaian kerusakan masih berlangsung, tambahnya.
Abdul Wali, 43 tahun, mengungkapkan bahwa sebagian besar kerusakan terjadi dalam waktu satu jam.
“Anginnya sangat kencang sehingga menerbangkan segala sesuatu ke udara. Disusul hujan lebat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa putrinya yang berusia 4 tahun mengalami luka ringan.
Menurut Program Pangan Dunia (WFP), hujan badai pada Mei menewaskan lebih dari 300 orang dan merusak ribuan rumah, terutama di provinsi Baghlan di bagian utara.
Secara terpisah, kantor berita resmi Taliban, Bakhtar, melaporkan bahwa sedikitnya 17 orang tewas dan 34 lainnya terluka ketika sebuah bus terbalik di jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dan Balkh di provinsi Baghlan utara pada Selasa.
Belum diketahui pasti apa penyebab kecelakaan itu, namun kondisi jalan yang buruk dan kecerobohan dalam mengemudi sering menjadi penyebab kecelakaan di negara tersebut.