Amerika Serikat, IDN Times - Sebanyak 6.900 warga Syria yang tinggal di Amerika Serikat bisa bernapas lega. Pasalnya, Pemerintah AS telah memperpanjang perlindungan sementara untuk mereka karena perang yang terjadi di Syria.
Mereka tidak akan dideportasi karena masuk ke dalam program kemanusiaan, Temporary Protected Status (TPS). Meski mengizinkan warga Syria untuk tetap tinggal namun AS tidak akan menerima 'pelamar' baru progam TPS.
Dikutip dari BBC, bagi warga Syria yang sudah tinggal dan bekerja di AS, TPS akan diperpanjang selama 18 bulan. Namun bagi warga yang masuk ke AS setelah Agustus 2016, mau tidak mau mereka akan dipulangkan. Proteksi mereka ditetapkan berakhir pada tanggal 31 Maret.
Kebijakan ini menjadi jawaba atas kegundahgulanaan warga Syria yang tinggal di AS. Pasalnya Presiden Trump telah membatalkan program untuk berbagai negara dalam beberapa bulan terakhir yang memengaruhi imigran dari El Salvador, Haiti dan Nikaragua.
Awal bulan ini Departemen Keamanan Negara mengumumkan akan mengakhiri status proteksi untuk 262.500 warga El Salvador. Pada bulan November, pemerintah mengatakan status untuk 59.000 orang Haiti akan berakhir pada tahun 2019.
Sementara dilansir New York Times, kebijakan mengenai izin tinggal sementara bagi warga Syria disampaikan pemerintahan Trump pada Rabu (31/01/2018) waktu setempat. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk bantuan bagi warga Syria.
Sekretaris Keamanan Negara, Kirstjen M Nielsen mengatakan situasi Syria membuat pihaknya mengizinkan orang Syria untuk tetap tinggal di Amerika Serikat. "Setelah mempertimbangkan kondisi di lapangan, saya menetapkan perlu untuk memperpanjang status perlindungan sementara (TPS) untuk warga Syria," ujarnya.
Warga Syria menyambut baik kebijakan Pemerintah AS ini. Salah seorang warga Syria, Nawwar Kabbani merasa lega dengan keputusan ini. Sebelumnya ia khawatir akan menghadapi hal yang sama dengan warga negara lain yang 'dipulangkan'.
"Sangat menegangkan beberapa bulan terakhir ini, bahwa mereka diakhiri dari program TPS. Jadi kami bersiap untuk yang terburuk," ujarnya.
6.900 warga Syria yang dilindungi sebagian besar di antaranya datang sebagai siswa atau turis yang tetap tinggal setelah visa mereka habis. Sementara 90 ribu orang Syria yang tinggal di AS sebagian besar tiba sebagai pengungsi atau dengan cara ilegal.