Vaksin Tak Kunjung Tiba, Menkes Argentina Minta Penjelasan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buenos Aires, IDN Times - Mandeknya pengiriman vaksin COVID-19 AstraZeneca yang dipesan pemerintah Argentina rupanya berimbas pada rencana peningkatan vaksinasi. Sebagai respons, Menteri Kesehatan Carla Vizzotti bertemu dengan perwakilan perusahaan farmasi asal Inggris tersebut pada Rabu waktu setempat (28/4/2021).
"Kami mengadakan pertemuan dengan presiden AstraZeneca Argentina dan perwakilan perusahaan untuk meminta mereka melaporkan sesegera mungkin perihal potensi kesulitan yang dialami selama proses produksi vaksin," kata Vizzotti seperti dikutip dari Reuters.
Menurut Vizzotti, laporan tentang perkiraan kapan vaksin dikirim sangat penting bagi jadwal program vaksinasi massal yang dijalankan sejak akhir tahun 2020.
1. Sesuai kesepakatan, ada 22 juta dosis vaksin AstraZeneca yang harusnya tiba sebelum pertengahan tahun
Argentina sendiri telah meneken kesepakatan pemesanan 22 juta dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca. Sedang penggunaannya baru disetujui oleh badan regulator obat-obatan nasional pada 30 Desember. Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford tersebut direncanakan tiba sebelum pertengahan tahun ini.
Selain itu, ada perusahaan farmasi Argetina mAbxience dan laboratorium Meksiko Liomont yang ditunjuk sebagai pembuat vaksin untuk wilayah regional Amerika Selatan. Tetapi produksi yang tak kunjung jelas membuat administrasi yang dipimpin Presiden Alberto Fernandez jengah.
Presiden Fernandez sendiri sempat terinfeksi COVID-19 pada 5 April silam usai divaksin. Sepekan lebih dirawat, ia dinyatakan sembuh pada 15 April.
2. Presiden Argentina Alberto Fernandez memalingkan pilihan pada vaksin Sputnik V buatan Rusia
Editor’s picks
Di tengah ketidakjelasan kapan vaksin AstraZeneca tiba, Argentina memalingkan pilihan ke vaksin buatan Rusia yakni Sputnik V. Dilansir Anadolu Agency, sudah ada lebih dari 4,4 juta dosis yang sudah tiba sejak Desember. Jumlah vaksin buatan Gamaleya Institute tersebut mencapai 61,4 persen dari seluruh stok persediaan milik Argentina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjamin kepada Presiden Hernandez bahwa pasokan vaksin buatan negaranya takkan mandek. Putin bahkan menjamin Sputnik V akan rutin diterbangkan ke Bandara Internasional Ezeiza, Buenos Aires. Saat meneken pembelian dengan Gamaleya, Argentina memesan sekitar 25 juta dosis.
Vaksinasi di Argentina selama beberapa pekan belakang memakai Sinopharm (Tiongkok), Pfizer-BioNTech (AS-Jerman) serta pasokan hasil inisiatif global COVAX.
Baca Juga: Argentina Tingkatkan Upah Minimum di Tengah Pandemik
3. Argentina menyatakan tertarik membiayai riset pengembangan vaksin dan obat pencegah COVID-19 yang dilakukan Kuba
Demi upaya akselerasi vaksinasi, Argentina pun menjajaki alternatif lain. Secara terbuka, mereka mengutarakan minat untuk membiayai pengembangan vaksin buatan Kuba. Ini jadi bahasan utama antara Menteri Luar Negeri Felipe Sola dan Duta Besar Kuba Pedro Pablo Prada saat bertemu pada Rabu sore waktu setempat.
Selain vaksin, Kuba pun sedang mengembangkan obat pencegah virus COVID-19 memasuki membran mukosa yang digunakan di hidang. "Argentina juga tertarik dengan obat ini. Apalagi bisa digunakan dengan mudah oleh orang-orang yang terpaksa harus beraktivitas di luar rumah," ungkap Sola, seperti dikutip dari Sputnik News.
Baca Juga: Argentina Perkenalkan Vaksin COVID-19: ARVAC Cecilia Grierson
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.