Aljir, IDN Times - Ratusan orang wisatawan yang berenang di sekitar pantai di Kota Tenes mengalami sakit secara mendadak. Akibat insiden ini, pemerintah setempat telah melakukan penutupan pada tiga pantai demi menghindari penambahan korban.
Selama ini Tenes yang merupakan kota pesisir Aljazair tersebut sudah tercemar polusi dari Laut Mediterania. Menanggapi insiden ini, Jaksa Agung Aljazair juga sudah membuka investigasi untuk menyelidiki penyebab kejadian.
Pada hari Minggu (04/07/2021) terjadi insiden di pesisir Tener, Aljazair yang menyebabkan 172 orang mengalami sakit secara mendadak. Korban mayoritas merupakan para wisatawan yang sedang berenang atau bermain air di sekitaran pantai dan kini semuanya sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Ratusan korban tersebut sebelumnya mengalami gejala mual, demam, dan mata kemerahan secara tiba-tiba. Lantas, petugas medis dan otoritas setempat yang menangani kasus ini menduga insiden disebabkan polusi yang terbawa air dan mengarah ke pesisir, dilansir dari Africa News.
Menanggapi insiden ini, tiga pantai yang berada di Tenes terpaksa ditutup termasuk sarana desalinasi lokal yang berguna untuk menyaring air laut menjadi air tawar. Sementara Jaksa Agung juga sudah membuka investigasi lanjutan guna menyelidiki insiden ini dengan mengambil sample air dan udara di pesisir Tenes.
Sejumlah tim penyelam juga sudah diluncurkan untuk mencari zat beracun berbahaya yang diduga sebagai penyebab sakitnya ratusan wisatawan. Selain itu, sebanyak 36 agen Perlindungan Sipil, termasuk penyelam juga mengalami keracunan setelah mencoba mengambil sample air laut, dikutip dari Le Parisien.
Dilansir dari Sudouest, polusi air laut yang menimbulkan korban kali ini kemungkinan disebabkan oleh kapal kargo pembawa hewan ternak yang baru saja tiba di pelabuhan Tenes. Kapal berbendera Tanzania tersebut diketahui sudah berlayar dari pelabuhan Sete di selatan Prancis.
Sementara itu, terdapat hipotesis lain menurut Profesor Réda Djebar dari Universitas Bab Ezzouar yang menyebut bahwa peristiwa ini disebabkan alga beracun berukuran sangat kecil. Menurutnya penyebab insiden ini adalah cyanobacteria yang bernama Ostreopsis ovata, di mana alga tersebut berkembang ketika suhu udara meningkat seperti saat ini, dikutip dari Le Parisien.