Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Aljazair Mundur Selang Beberapa Hari Usai Pemilu

Perdana Menteri Aljazair Abdelaziz Djerad. (twitter.com/dz_pm_djerad)

Aljir, IDN Times - Perdana Menteri Aljazair Abdelaziz Djerad memutuskan untuk mundur dari jabatannya hanya selang beberapa hari setelah pelaksanaan pemilihan umum parlementer. Keputusan ini sudah diserahkan kepada presiden dan nantinya akan diutus perdana menteri baru beserta kabinetnya. 

Sebelumnya Aljazair tengah dilanda krisis politik berkepanjangan setelah lengsernya mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika pada 2019 lalu. 

1. PM Abdelaziz Djerad mundur usai rendahnya partisipasi pemilu

Pada hari Kamis (24/06/2021) Perdana Menteri Aljazair Abdelaziz Djerad memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Keputusannya ini sudah diterima oleh Presiden Abdelmadjid Tebboune dan nantinya akan membuka jalan untuk diadakannya pembentukan kabinet dengan perdana menteri yang baru. 

Keputusan Djerat untuk mundur dari jabatannya setelah tidak adanya pemenang utama dalam pemilihan umum parlementer lalu. Selain itu, pada pemilu parlementer tersebut diketahui menjadi rekor partisipasi terendah di Aljazair selama ini lantaran jumlahnya kurang dari 25 persen, dikutip dari Aljazeera. 

2. Presiden Abdelmadjid Tebboune akan serukan pembentukan parlemen baru

Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune saat menjenguk Brahim Ghali pada Rabu (02/06/2021). (twitter.com/epsilonov71)

Menanggapi mundurnya PM Abdelaziz Djerad, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune pada hari Sabtu (26/06/2021) tengah merencanakan konsultasi dalam pembentukan pemerintahan baru. Konsultasi ini digelar setelah rendahnya partisipasi penduduk pemilu parlementer, di mana hanya terdapat 23 persen pemilih yang berpartisipasi dalam acara tersebut. 

Konsultasi tersebut sesuai rencananya akan dilanjutkan hingga Rabu (30/06/2021) mendatang. Sementara rekor absennya penduduk di Aljazair dalam gelaran pemilu menunjukkan hilangnya kredibilitas partai politik di negara Afrika Utara tersebut. Bahkan kelompok pro demokrasi Hirak ikut melakukan boikot pemilu yang berlangsung pertengahan Juni lalu, dikutip dari Daily Sabah

3. Pemerintahan baru harus menghadapi masalah krisis ekonomi dan politik

Para pemrotes Hirak saat membawa bendera Aljazair. instagram.com/hanouna1951/

Dilaporkan dari Africa News, nantinya pemerintahan baru di Aljazair akan dihadapkan pada masalah krisis ekonomi dan finansial yang disebabkan jatuhnya harga minyak. Bahkan hal tersebut berakibat pada tingginya inflasi dan pengangguran yang berujung pada naiknya angka kemiskinan dan menyulut kemarahan warga kepada pemerintah. 

Selain masalah ekonomi, Aljazair juga sedang digoncang masalah krisis politik yang terjadi setelah perginya Presiden Abdelaziz Bouteflika yang sudah memimpn negara Afrika Utara itu selama 20 tahun. Lalu Presiden Tebboune diutus untuk menggantikan Bouteflika dan memperbaiki keadaan negara di tengah gelombang protes kelompok Hirak. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us