Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottoman

Pawai kematian dan pembantaian massal

Dari 1915 hingga 1918, rezim Turki Usmani melakukan pemusnahan terhadap orang-orang Armenia di wilayah Kekaisaran Ottoman. Selain gelombang pembantaian di seluruh kekaisaran, ratusan ribu warga Armenia dideportasi ke kamp konsentrasi di Gurun Suriah. Banyak orang kehilangan nyawa karena kelaparan dan penyakit.

Dikenal sebagai Genosida Armenia, ini bukan pertama kalinya orang-orang Armenia dianiaya di Kekaisaran Ottoman. Skala pembunuhan ini terjadi besar-besaran. Oleh karena itu, dalam literatur Armenia, genosida ini disebut sebagai Meds Yeghern atau Bencana Besar. Raphael Lemkin, yang menciptakan kata genosida, bahkan mencatat bahwa gagasannya tentang apa yang dimaksud dengan genosida sangat dipengaruhi oleh Genosida Armenia setelah salah satu pelakunya dibunuh di Berlin pada 1922.

Orang Armenia bukanlah satu-satunya negara yang menjadi sasaran Kekaisaran Ottoman dengan kampanye genosidanya. Orang-orang Yunani dan Asyur juga dimusnahkan dengan cara yang sama seperti orang-orang Armenia. Inilah sejarah tragis dan memilukan dari Genosida Armenia yang terjadi pada abad ke-20. Simak dan cermati sampai akhir agar kamu tidak ketinggalan informasinya, ya.

1. Orang-orang Armenia mendapatkan ketidakadilan pada Kekaisaran Ottoman

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomankeluarga Armenia dari Kekaisaran Ottoman, hasil gambar dari foto-foto dari akhir abad ke-19 (commons.wikimedia.org/anonim)

Pada Kekaisaran Ottoman, status sosial etnis Armenia adalah status kelas dua. Selain dikenakan pajak yang lebih tinggi, orang-orang Armenia tidak diperbolehkan menunggang kuda atau membawa senjata dan dilarang mengenakan warna-warna tertentu. Mereka tidak mempunyai hak untuk mengajukan pengaduan terhadap seorang muslim.

Diskriminasi ini tidak hanya terjadi pada orang Armenia. Orang nonmuslim, seperti orang-orang Asyur, Yunani, dan Yahudi, juga diperlakukan sebagai warga negara kelas dua dan harus tunduk pada sistem millet, yang dianggap mempertahankan otonomi komunal. Namun, pada kenyataannya, hak mereka dirampas dari segala bentuk partisipasi politik.

Orang-orang Armenia yang tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam birokrasi, polisi, militer, dan sistem pengadilan akhirnya membuat mereka berkiprah di bidang kerajinan, perdagangan, dan berbagai sektor ekonomi. Namun, dilansir laman Hetq, industri-industri ini pun tidak lepas dari pelecehan Kekaisaran Ottoman. Pasar di Van, Adana, dan Kharpert mengalami serangan pembakaran. Pada 1908, otoritas Kekaisaran Ottoman menyita pusat manufaktur Armenia di kota Kharpert.

 

2. Pembantaian Hamid

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomanilustrasi pembantaian orang Armenia (commons.wikimedia.org/Williams Augustus Warner)

Genosida abad ke-20 bukanlah momen pertama kalinya bagi orang-orang Armenia menghadapi pemusnahan pada Kekaisaran Ottoman atau Turki Usmani. Pembantaian Hamid, yang diprakarsai oleh Sultan Abdülhamid II, berlangsung dari 1894 hingga 1897. Pembantaian ini menewaskan 80 ribu hingga 300 ribu orang Armenia.

Dikutip Timewise Traveller, pada 1880-an terdapat sekitar dua setengah juta orang Armenia yang tinggal di kekaisaran. Sultan Abdülhamid II pun menganggap mereka sebagai ancaman terhadap karakter Islam di negara tersebut. Mereka juga dianggap mengancam keamanan Kesultanan Utsmaniyah. Setelah terjadinya protes besar-besaran dari warga Armenia terkait pajak yang memberatkan dan penganiayaan yang mereka alami, Sultan Abdülhamid II menanggapinya dengan penindasan dan kekerasan.

Tentara dan kavaleri dikirim ke desa-desa warga Armenia. Terlepas dari tujuan mereka, kavaleri Hamidiye terus melakukan pembantaian terhadap orang-orang Armenia. Pembunuhan ini juga tidak hanya terjadi pada warga Armenia saja. Orang Yunani dan Asiria juga menjadi sasaran beberapa pembantaian selama 3 tahun ini

3. Kekaisaran Ottoman terlibat dalam Perang Dunia I

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanKaisar Jerman di Konstantinopel bertemu Enver Pasha. (commons.wikimedia.org/National Museum of the U.S. Navy)

Ketika Perang Dunia I dimulai pada musim panas 1914, Kesultanan Utsmaniyah awalnya menyatakan netralitas saat mulai bernegosiasi dengan kedua belah pihak. History Crunch menulis karena negosiasi ini Aliansi rahasia Ottoman-Jerman didirikan. Jerman dan Kesultanan Utsmaniyah mencoba menipu Rusia agar mereka menyerang Angkatan Laut Utsmaniyah dan membuat seolah-olah Rusialah yang memicu perang.

Rencana ini gagal karena komandan Jerman, Laksamana Wilhelm Souchon, menyerang pantai Rusia terlebih dahulu. Namun, dalam waktu 2 minggu, Kesultanan Utsmaniyah resmi berperang dengan Inggris, Prancis, dan Rusia. Sepanjang perang, Kesultanan Utsmaniyah bertempur di Front Timur Tengah dan Front Balkan. Meskipun ada kemenangan, seperti Kampanye Gallipoli, Kekaisaran Ottoman terpaksa mengakui kekalahannya dan menandatangani gencatan senjata pada Oktober 1918.

Namun, aliansi Kekaisaran Ottoman dengan Jerman terbukti sangat berpengaruh bagi Genosida Armenia yang terjadi secara bersamaan. Seperti yang dilaporkan DW, Mauser, produsen senjata ringan utama Jerman pada kedua perang dunia, memasok jutaan senapan dan pistol ke Kekaisaran Ottoman. Senjata ini digunakan untuk melakukan genosida dan mendapat dukungan langsung dari perwira Jerman.

4. Tiga Pasha

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomanpotret Talaat Pasha (commons.wikimedia.org/Cassowary Colorizations)

Lima tahun sebelum Perang Dunia I, Sultan Abdülhamid II digulingkan pada peristiwa Revolusi Turki Muda pada 1909. Meskipun Mehmed V merupakan pemimpin boneka, kekaisaran ini diperintah oleh Tiga Pasha: Mehmed Talat Pasha, Ismail Enver Pasha, dan Ahmed Djemal Pasha, yang pernah menjadi pemimpin revolusi. Banyak yang menganggap bahwa Talat Pasha adalah dalang utama Genosida Armenia karena banyak perintah yang menetapkan evakuasi dan deportasi orang-orang Armenia tertera tanda tangannya.

Awalnya, orang-orang Armenia pada Kekaisaran Ottoman mendukung Turki Muda. Itu karena mereka menjanjikan kesetaraan bagi semua kelompok di kekaisaran, termasuk orang-orang Armenia, tulis laman Facing History. Namun, Turki Muda mengubah pandangannya terkait kesetaraan dan memilih nasionalisme radikal dan homogenisasi, yang dikenal sebagai Turkifikasi.

Setelah membawa Kekaisaran Ottoman ke dalam Perang Dunia I, Enver Pasha menyalahkan orang-orang Armenia karena menderita kekalahan dari Rusia pada Pertempuran Sarikamish. Semua rekrutan Armenia di Angkatan Darat Ottoman dikeluarkan dari tugas aktif dan ditempatkan di kamp kerja paksa pada Februari 1915. Di sana, mereka dipaksa menggali kuburannya sendiri sebelum ditembak mati. Bahkan, sebelum perang, telah terjadi beberapa serangan terhadap orang-orang Armenia. Pada September 1914, penduduk muslim di Keghi diminta untuk membunuh orang-orang Armenia.

5. Orang-orang Armenia di Kota Van mengalami pembantaian

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanPejuang Armenia di Kota Van pada musim panas 1915. (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Dari akhir 1914 hingga musim semi 1915, orang-orang Armenia di seluruh Kekaisaran Ottoman menghadapi penggerebekan dan penjarahan. Meskipun rezim Turki Muda mengklaim bahwa rakyat Armenia telah melakukan pemberontakan, sebenarnya para ahli telah menyimpulkan bahwa pemberontakan ini disulut karena tindakan-tindakan prajurit Kekaisaran Ottoman. Prajurit Kekaisaran Ottoman melakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan penghinaan.

Perlawanan Armenia yang paling terkenal terhadap penindasan Kekaisaran Ottoman terjadi di Kota Van pada 19 April 1915. Lalu, ini disusul beberapa perlawanan lainnya di Kota Diyarbakir, Erzurum, Bayburt, dan Tortum selama beberapa bulan berikutnya. Dalam waktu beberapa minggu, 51 desa di Armenia menghilang dari peta.

Selama masa ini, semua laki-laki Armenia yang berusia di atas 12 tahun dibantai. Saat orang-orang Armenia di Van melakukan pembelaan terhadap pembantaian Ottoman dan menerima bantuan Rusia, hal ini dijadikan alasan oleh rezim Turki Muda untuk meningkatkan pembantaian sistematis terhadap orang-orang Armenia. Namun, pembunuhan massal telah berlangsung jauh sebelum genosida resmi dimulai. Adapun, lebih dari 25 ribu orang Armenia telah dieksekusi.

6. Ditangkapnya aktivis dan pemimpin masyarakat

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanWarga Armenia sedang berkumpul di depan gedung pemerintah atas perintah pihak berwenang. Mereka menunggu untuk dideportasi sebelum akhirnya dibantai. (commons.wikimedia.org/Aurora Mardiganian)

Meskipun secara resmi Genosida Armenia dimulai pada malam 24 April 1915, jelas bahwa sudah ada penganiayaan sistematis terhadap orang-orang Armenia di Kesultanan Utsmaniyah jauh sebelum peristiwa pada 1915. Pada malam 23 April dan setelah keesokan harinya, lebih dari 200 aktivis, penulis, dan tokoh masyarakat Armenia ditangkap oleh polisi Ottoman di Konstantinopel, yang sekarang dikenal sebagai Istanbul, dalam upaya untuk memusnahkan kepemimpinan dan para pemberontak Armenia, dilansir The Guardian.

Selama beberapa minggu berikutnya, lebih dari 2 ribu orang Armenia dideportasi dari Konstantinopel dengan kereta api dari Hyderpasa menuju Ankara. Deportasi tersebut dibenarkan, tetapi Kekaisaran Ottoman mengeklaim bahwa orang-orang Armenia berkonspirasi dengan Rusia melawan Kekaisaran Ottoman. Namun, hanya ada sedikit bukti yang mendukung klaim ini. Pada 1915, rezim Turki Muda juga mengeluarkan undang-undang baru yang mengatur aneksasi bisnis dan perdagangan Armenia dan melegitimasi penyitaan properti rakyat Armenia.

Baca Juga: 5 Kesalahpahaman tentang John F Kennedy yang Diyakini sejak Lama

7. Deportasi ke gurun

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomanpotret deportasi orang Armenia di Erzurum (commons.wikimedia.org/Victor Pietschmann)

Setelah penangkapan kaum intelektual Armenia, deportasi massal dimulai dengan kekuatan penuh. Orang-orang Armenia dari seluruh Kekaisaran Ottoman digiring ke "kamp relokasi” meskipun sebenarnya mereka digiring ke Gurun Suriah. Perintah terakhir untuk deportasi diperintahkan oleh Talat Pasha pada 23 Mei 1915. Beberapa hari kemudian, untuk menyamarkan deportasi tersebut sebagai hal yang sah, Talat menyusun Hukum Pengiriman dan Penyelesaian Sementara.

Sebagaimana yang dijelaskan Words Without Borders, kadang perjalanan memakan waktu lebih dari sebulan dan menempuh jarak lebih dari 800 kilometer. Hal ini membuat banyak orang Armenia tewas dalam perjalanan. Di wilayah seperti Cungus, banyak orang Armenia dilempar hingga tewas ke dalam celah di jurang-jurang tersebut.

Pemberitahuan dipasang untuk memberi tahu warga Armenia agar meninggalkan semua harta benda mereka dan akan ditindak secara hukum jika menjual sesuatu. Di beberapa tempat, orang-orang Armenia diberi waktu beberapa hari. Sementara, yang lainnya hanya diberi waktu beberapa jam untuk mempersiapkan pengasingan mereka.

8. Eksekusi massal

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanHarutyun Hovakimyan dan sekelompok orang sedang menggali sisa-sisa korban Armenia di Der-Zor sejak 1938. (commons.wikimedia.org/Armenian National Archive/Unknown author)

Selain ratusan ribu orang Armenia yang tewas dalam pawai kematian melintasi gurun karena kelaparan, kehausan, dan penyakit, ribuan orang juga tewas dalam eksekusi massal. Menurut buku The Routledge History of Genocide, dari 40 ribu orang Armenia yang dideportasi dari Erzurum, hanya tersisa 200 orang yang berhasil sampai ke Kota Deir ez-Zor. Itu karena sebagian besar dieksekusi di sepanjang jalan. Di Kota Diyarbekir, setelah penduduk Armenia dipaksa keluar kota dengan alasan akan direlokasi, ribuan laki-laki Armenia justru dibunuh dan dilempar ke dalam gua oleh pasukan Kurdi Ottoman.

Seiring dengan terjadinya pawai kematian, pembantaian jadi semakin biasa dan meluas. Mayat-mayat dibuang ke Sungai Tigris dan Efrat hingga menimbulkan masalah bagi pejabat lokal di Suriah dan Mesopotamia. Banyak mayat yang terapung selama berbulan-bulan dan perlu bahan peledak untuk membersihkan bendungan dari mayat-mayat tersebut.

Mayat yang tidak dibuang ke gua atau sungai biasanya akan dibuang ke parit yang sudah digali dengan tergesa-gesa. Pada satu titik, subgubernur dan komandan gendarmeri (petugas militer) akan diancam dengan pengadilan militer jika mereka tidak menggali parit cukup dalam. Muncul kekhawatiran jika hewan liar akan memakan sisa-sisa dari mayat tersebut dan membawanya ke permukaan.

9. Kamp konsentrasi di gurun pasir

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomanpeta Perancis terkait Genosida Armenia pada 1915 (commons.wikimedia.org/Sémhur)

Mereka yang selamat dari eksekusi dan pawai kematian berakhir di kamp Deir ez-Zor di Gurun Suriah. Kamp konsentrasi ini bisa dibilang adalah ruang penyiksaan terbuka sebab puluhan ribu orang meninggal karena kelaparan dan penyakit. Tidak diberi makan, orang-orang Armenia ini terpaksa bertahan hidup dengan mengunyah rumput dan meminum air kotor yang tidak layak konsumsi. Kejahatan dan kekejaman, seperti korupsi, penggelapan, dan penculikan perempuan serta anak-anak, adalah hal biasa.

Sebelum 1916, terdapat beberapa kamp di sepanjang sungai Efrat juga. Namun, karena terlalu banyak orang Armenia yang selamat dalam perjalanan tersebut, eksekusi kembali diperintahkan oleh Talat Pasha. Pada musim semi 1916, 40 ribu orang Armenia di kamp Ras al-Ayn dibunuh.

Meskipun terdapat 200 ribu orang Armenia di kamp Deir ez-Zor, ketika pasukan Inggris menginvasi Suriah pada Oktober 1918, hanya 1.000 orang Armenia yang masih hidup di Deir ez-Zor. Diperkirakan dari 2 juta orang Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman pada awal Perang Dunia II, sebanyak satu setengah juta orang tewas selama 3 tahun genosida.

10. Apa yang terjadi kepada para penyintas dari Genosida Armenia?

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanOrang-orang Armenia yang selamat dari genosida ditemukan di Salt dan dikirim ke Yerusalem pada April 1918. (commons.wikimedia.org/Armenian General Benevolent Union Archives)

Beberapa perempuan dan anak-anak yang selamat dari eksekusi dan pawai kematian akhirnya diselamatkan oleh orang-orang Arab di wilayah tersebut. Beberapa perempuan dan gadis dipaksa menjadi budak seksual. Akan tetapi, ada juga yang memilih untuk menyerah pada program Turkifikasi dan memaksa pindah agama. Dikutip laporan Al Jazeera, panti asuhan yang didirikan memaksa anak-anak untuk masuk Islam dan mengubah nama mereka menjadi nama orang Turki.

Meskipun terlihat jelas, genosida di Armenia tidak mempunyai motivasi yang besar dalam agama. Kaum Muda Turki sendiri mengaku sekuler, bahkan kaum muslim di luar Kesultanan Utsmaniyah kerap kali menyelamatkan warga Armenia saat terjadi genosida. Melalui informasi dari mulut ke mulut, banyak keluarga Arab yang telah mengadopsi anak-anak yatim piatu tersebut dan mengembalikan mereka ke komunitasnya.

Banyak orang Armenia yang akhirnya tinggal di luar Armenia selama beberapa dekade sampai Joseph Stalin mengizinkan pemulangan mereka. Sebelum Perang Dunia I, setidaknya 100 ribu orang Armenia telah melarikan diri dari Kekaisaran Ottoman ke Iran atau Rusia. Namun, setelah Maret 1915, pelarian tidak mungkin lagi dilakukan.

11. Bagaimana nasib para pelaku kejahatan Genosida Armenia?

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran OttomanHalaman depan surat kabar Ottoman İkdam pada 4 November 1918 setelah Tiga Pasha meninggalkan negara itu setelah Perang Dunia I. Tampak Djemal Pasha, Talaat Pasha, dan Enver Pasha. (commons.wikimedia.org/İkdam)

genosida armenia

Tiga Pasha diadili secara in absentia (tanpa dihadiri terdakwa) atas kejahatan mereka terhadap rakyat Armenia di pengadilan Ottoman pascaperang antara 1919 sampai 1920. Meskipun mereka dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati, ketiganya justru kabur dari negara tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, Talat Pasha adalah salah satu dari beberapa pelaku pembunuhan yang ditangkap Berlin sebagai bagian dari Operasi Nemesis, tulis Armenian Weekly.

Ada beberapa pengadilan militer, seperti yang terjadi di Trebizond, dengan 24 warga Turki yang meliputi dokter, perwira militer, pejabat pemerintah, dan pedagang dalam 20 sidang. Ada uji secara lisan dan tertulis mengenai metode yang digunakan mereka untuk membuang sekitar 3 ribu anak-anak Armenia. Meskipun sebagian besar hukuman bersalah dijatuhkan secara in absentia, persidangan ini mengakui dan menciptakan catatan resmi mengenai Genosida Armenia.

Namun, upaya ini terhambat oleh serbuan sekutu ke Turki, yaitu pegawai negeri yang berusaha memboikot persidangan tersebut, secara keseluruhan oleh situasi politik dalam negeri yang sedang rapuh-rapuhnya. Akibatnya, pengakuan ini disangkal dan catatan persidangan tersebut dikubur oleh Negara Turki yang baru. Pihak berwenang sekutu juga menangkap 150 orang yang terlibat dalam genosida dan mengirim mereka ke Malta untuk diadili, tapi mereka semua justru dikembalikan ke Turki tanpa diadili.

12. Genosida Armenia tidak diakui oleh Turki modern

Kejam! Sejarah Genosida Armenia Abad Ke-20 oleh Kekaisaran Ottomanhari Peringatan Genosida Armenia, Vedi (commons.wikimedia.org/Armineaghayan)

Pada April 2021, hanya 30 negara yang mengakui Genosida Armenia. Sementara itu, Turki sendiri masih menyangkal adanya genosida tersebut. Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyatakan pada 2020, "Kami akan terus memenuhi misi yang telah dilakukan kakek kami selama berabad-abad di Kaukasus." The New York Times menulis bahwa sekarang buku teks Turki menggambarkan orang-orang Armenia sebagai pengkhianat, menyebut Genosida Armenia sebagai sebuah kebohongan, dan mengatakan bahwa Turki Ottoman mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk melawan separatisme Armenia.

Sebagai neokoloni Turki, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mendukung niat genosida ini selama perang Nagorno-Karabakh pada 2020 dan setelahnya. Namun, pada 24 April 2021, Amerika Serikat mengakui adanya Genosida Armenia setelah 106 tahun lamanya. Meskipun pengakuan tersebut penting, hal ini bisa menjadi sia-sia jika Amerika Serikat gagal mengakui sejarah genosida yang terjadi di negaranya sendiri.

Meskipun pengadilan di Kekaisaran Ottoman mengakui genosida tersebut dan mengadili para pelakunya, beberapa hukuman yang dijatuhkan pada akhirnya tidak diakui oleh pemerintah Turki berikutnya. Pada 2021, Turki masih menyangkal pembantaian sistematis ini terhadap rakyat Armenia. Sebenarnya, genosida dengan alasan apa pun tidak layak untuk dibenarkan. Warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak, tak harus terdampak dari kejahatan tersebut.

Setelah mengetahui fakta-fakta tadi, apa pendapatmu tentang Genosida Armenia? Apakah kamu turut merasa bergidik dengan fakta-faktanya? Tulis di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Krisis Rudal Kuba, Momen saat Dunia Begitu Dekat dengan Perang Nuklir

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya