TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pejabat AS: Taliban Ingin Misi Diplomatik Kami di Kabul Tetap Berjalan

Akankah AS mengakui kekuasaan Taliban?

Ilustrasi pejabat Taliban yang terdiri dari anggota kantor politik Taliban Abdul Latif Mansoor (kanan), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen tiba untuk konferensi pers di Moskow, Rusia, Jumat (9/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva.

Jakarta, IDN Times – Pejabat Washington mengatakan bahwa Taliban telah meminta Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan kehadiran diplomatiknya di Kabul, setelah Gedung Putih menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada 31 Agustus 2021. Sejauh ini, AS belum menentukan bagaimana sikap mereka terhadap rezim Taliban yang kembali berkuasa setelah 20 tahun.

Dilansir dari AFP, para pemimpin Taliban berharap misi dan fungsi diplomatik AS tetap berjalan, meski misi evakuasi telah berakhir. Sejak Taliban mengambil alih Kabul pada Minggu (15/8/2021), Duta Besar AS untuk Afghanistan menjadi salah satu orang yang dievakuasi paling awal.

Baca Juga: AS Peringatkan Ancaman Teroris ISIS-K di Afghanistan, Apa Itu?

Baca Juga: Melihat Akar Permusuhan ISIS-K vs Taliban: Khilafah Lawan Imarah Islam

1. Fokus utama AS saat ini adalah misi evakuasi

Pasukan Amerika Serikat (AS) mengevakuasi warga asing dan warga Afghanistan di Bandara Hamid Karzai, Kabul (Twitter/DeptofDefense)

Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya itu menambahkan, persoalan kehadiran misi diplomatik di Afghanistan masih menjadi perdebatan pemerintah. Selama ini AS belum mengakui kekuasaan Taliban, yang berarti keberlanjutan misi diplomatik di Kabul masih tanda tanya besar.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden berjanji akan menarik seluruh pasukannya pada Selasa (31/8/2021), sesuai tenggat waktu perjanjian dengan Taliban dan pemerintahan Afghanistan sebelumnya. Jika benar demikian, maka tidak ada lagi pasukan yang tersisa untuk melindungi para diplomat.

Adapun saat ini, kata pejabat tersebut, fokus utama pemerintah adalah mengevakuasi warga AS dan warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka. Misi evakuasi menjadi semakin penting setelah Islamic State-Khorasan (ISIS-K) mendalangi bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 175 orang.

Pejabat itu menyampaikan, keputusan apakah Washington akan melanjutkan misi diplomatik atau tidak kemungkinan diumumkan awal pekan depan, beberapa jam sebelum penarikan seluruh pasukan.

Baca Juga: Bank Dunia Setop Kucuran Bantuan ke Afghanistan yang Dikuasai Taliban

2. Ancaman ISIS-K belum berakhir

Pasukan Amerika Serikat (AS) mengevakuasi warga asing dan warga Afghanistan di Bandara Hamid Karzai, Kabul (Twitter/DeptofDefense)

Pasca serangan ISIS-K yang juga melukai personel militer AS, Washington bersama Taliban akan lebih bersiaga untuk menjaga kawasan Bandara Hamid Karzai, Kabul.  

Sejauh ini, dalam dua minggu terakhir, menurut Pentagon lebih dari 110 ribu orang telah dibawa keluar dari Afghanistan. Misi evakuasi jelang berakhirnya tenggat waktu diprediksi akan menjadi momen yang paling krusial dan berbahaya.

Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan AS yakin masih ada ancaman tersisa.

“Kami tentu siap dan akan mengharapkan upaya di masa depan. Kami memantau ancaman ini, sangat khusus, hampir secara real-time,” kata Kirby kepada awak media, dikutip dari Reuters.   

Baca Juga: Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di Afghanistan

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya