Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di Afghanistan

3 WNI menikah dengan warga Afghanistan, tak ikut dievakuasi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri mengatakan masih ada empat WNI yang memilih bertahan di Afghanistan dan tak ikut dievakuasi pada 20 Agustus 2021 lalu. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan semula ada enam WNI yang tak ikut dievakuasi pemerintah. Tetapi, dua WNI lainnya ikut dievakuasi oleh tempat mereka bekerja. 

"Satu WNI yang bekerja untuk badan PBB FAO sudah dievakuasi ke Almaty, Kazakhstan. Satu WNI lainnya sudah dievakuasi oleh LSM internasional tempatnya bekerja," ujar Retno kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa, 24 Agustus 2021 lalu. 

Satu WNI lainnya yang tak ikut dievakuasi diketahui bekerja sebagai relawan PBB UNAMA. "Ia memilih untuk ikut mekanisme evakuasi PBB," kata dia. 

Sementara, tiga WNI lainnya yang merupakan perempuan memilih tetap tinggal karena mereka menikah dengan warga Afghanistan. Dari pernikahan itu, masing-masing pasangan juga sudah dikaruniai anak. 

"Jadi, mereka memilih untuk tetap tinggal di Afghanistan bersama keluarganya," ungkap perempuan pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri itu. 

Bagaimana kondisi empat WNI itu usai situasi di Kabul memburuk akibat dua ledakan bom?

1. Empat WNI di Afghanistan dalam kondisi baik

Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di AfghanistanAnggota Pasukan Khusus Afghanistan pergi setelah misi tempur melawan Taliban, di provinsi Kandahar, Afghanistan, Selasa (13/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui.

Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan kondisi keempat WNI yang masih tersisa di Afghanistan dalam kondisi baik setelah peristiwa dua ledakan bom pada Kamis, 26 Agustus 2021 lalu. Judha menggarisbawahi meski operasi KBRI Kabul kini dikendalikan dari Islamabad, Pakistan, tetapi mereka tetap memantau kondisi tiga WNI di Afghanistan. 

"KBRI Kabul selalu memonitor kondisi dari tiga WNI dan satu staf PBB yang memilih untuk tetap tinggal di Afghanistan," ujar Judha ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Kamis malam kemarin. 

Ia memastikan empat WNI itu bukan sengaja ditinggal. Sebab, pemerintah sudah sempat menggelar pertemuan virtual dengan WNI di Afghanistan pada 14 Agustus 2021 lalu. Saat itu, pemerintah telah menjelaskan risiko yang harus dihadapi bila tetap berada di Afghanistan. 

Ia menambahkan, bagi WNI yang tetap memilih di Afghanistan ikut membuat surat pernyataan yang berisi telah ditawarkan opsi evakuasi namun mereka tak ikut dalam evakuasi tersebut. Para WNI itu, kata Judha, juga sudah diinformasikan mengenai risikonya dan mengaku siap bertanggung jawab atas pilihan yang sudah dipilih. 

Baca Juga: Menegangkan! Cerita di Balik Evakuasi WNI dari Afghanistan oleh TNI AU

2. KBRI Kabul tetap dibuka tapi dikendalikan dari Islamabad Pakistan

Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di AfghanistanPrajurit TNI kibarkan bendera merah putih di KBRI Kabul, Afghanistan pada 11 November 2020 (www.instagram.com/@indonesiainafg)

Sementara, dalam misi evakuasi yang sukses dijalankan, pemerintah berhasil membawa 26 WNI, lima warga Filipina dan dua warga Afghanistan. Mereka telah tiba di Indonesia sejak 21 Agustus 2021 lalu dan sedang menjalani karantina mandiri. 

Menlu Retno menegaskan KBRI di Kabul tidak tutup. Namun, Dubes Arief Rachman tetap pulang ke tanah air karena masih bertugasnya sudah selesai. Wakil Dubes dan tiga diplomat berada di Pakistan. 

Juru bicara Kemlu, Teuku Faizasyah menjelaskan operasi KBRI Kabul untuk sementara waktu dikendalikan dari KBRI di Islamabad. "Iya, untuk sementara waktu KUAI dan tiga orang lainnya akan berada di sana (Pakistan)," ujar pria yang akrab disapa Faiza itu kepada IDN Times

3. Ledakan bom di Bandara Kabul menewaskan sekitar 90 warga sipil Afghanistan

Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di AfghanistanProses evakuasi korban ledakan di dekat sekolah di Kabul (Twitter.com/Gulshan Sirohi)

Sementara, menurut laporan yang diterima sejumlah media, akibat ledakan bom yang terjadi di luar pintu Bandara Internasional Hamid Karzai pada Kamis, 26 Agustus 2021, telah menewaskan sekitar 90 warga sipil Afghanistan. Mereka antre untuk bisa masuk ke bandara karena ingin meninggalkan Afghanistan usai negara itu kembali dikuasai oleh kelompok milisi Taliban. 

Harian Wall Street Journal pada hari ini melaporkan bom yang meledak di pintu Abbey Gate bandara adalah bom bunuh diri. Bom kedua meledak di sebuah hotel yang jaraknya tidak jauh dari bandara. 

Kementerian Pertahanan AS, Pentagon, melaporkan 13 pasukan militer mereka juga tewas akibat bom tersebut. Petinggi Pentagon dari Angkatan Laut AS, Jenderal Frank McKenzie memperkirakan akan ada lebih banyak lagi serangan teror. Aksi yang diklaim dilakukan kelompok ISIS-Khorasan itu menyasar warga Afghanistan yang pernah bekerja bagi Negeri Paman Sam sebagai penerjemah dan staf di kedutaan. 

Presiden Joe Biden pun bersumpah akan membalas dendam terhadap ISIS-Khorasan. "Kami tidak akan memaafkan dan melupakan (aksi ini). Kami akan memburu kalian dan membuat kalian menerima balasannya," kata Biden kepada media pada Kamis kemarin. 

Baca Juga: Tiba dengan Selamat, Ini Kronologi Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya