TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eks Wali Kota di Filipina Tewas Ditembak saat Hadiri Wisuda Anaknya

Penembakan terjadi di kampus ternama di Filipina

Bendera Filipina (pexels.com/@emmanuel-nicolas-jr-76505562)

Jakarta, IDN Times - Penembakan terjadi di Quezon City, Filipina pada Minggu (24/7/2022). Kejadian mengerikan itu berlangsung di tengah acara wisuda anak seorang mantan kepala daerah di bagian selatan Filipina, yang dikenal terus dirundung konflik berdarah.

Insiden ini mengakibatkan kekacauan di Ateneo de Manila University (ADMU) dan membuat acara wisuda sarjana hukum dibatalkan. Bahkan, salah satu kampus ternama di Filipina itu terpaksa dikosongkan sementara, untuk upaya penyelidikan aparat keamanan setempat.

Baca Juga: Adu Mekanik Sepanjang Malam, Penembakan di Kanada Sasar Tunawisma 

1. Mantan wali kota Lamitan tewas dalam penembakan

Menurut Kepala Polisi Quezon City, Remus Medina, kejadian ini rupanya dimaksudkan sebagai upaya pembunuhan kepada mantan Wali Kota Lamitan City, Rosita Furigay, yang ikut hadir dalam wisuda anaknya. 

"Pelaku sepertinya sudah merencanakan pembunuhan ini. Tim kami sudah menemukannya dengan dua pistol," tuturnya, dilansir Reuters.  

Sementara itu, terdapat tiga orang tewas dalam kejadian ini, yakni Rosita Furigay dan dua orang lain, yang merupakan asisten beserta petugas keamanan di universitas. Penembakan diketahui berlangsung sebelum dimulainya acara wisuda di Ateneo de Manila University. 

Anak perempuan Furigay, yang ikut dalam wisuda tersebut, dikabarkan mengalami luka-luka akibat serangan dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. 

2. Pelaku terluka akibat baku tembak dengan petugas keamanan

Di saat yang sama, Medina menyampaikan bahwa pelaku terluka setelah beradu tembak dengan petugas keamanan. Tak lama kemudian, pelaku berhasil ditangkap setelah mobilnya dikepung petugas, dan sekarang berada di dalam tahanan untuk diinterogasi. 

Pelaku diketahui tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu wisudawan di Ateneo de Manila University pada saat itu. Namun, ia diketahui berasal dari Lamitan City, Provinsi Basilan, yang dikenal sebagai wilayah kekuasaan kelompok ekstremis pro-ISIS Abu Sayyaf, dilaporkan CNN.

Selama ini di Filipina, kasus penembakan cukup jarang terjadi karena pemilik senjata api diharuskan mengantongi izin kepemilikan senjata. Namun, petugas keamanan di Filipina, terutama di pusat perbelanjaan, perkantoran, bank, restoran, dan sekolah selalu membawa senjata api untuk keamanan. 

Baca Juga: 4 Aktivis Demokrasi Myanmar Diekskusi Mati, HRW: Bukti Kekejaman Junta

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya