TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Panama Identifikasi Ulang Korban Invasi Militer AS 1989

Mengidentifikasi korban tewas dan hilang di Panama

Suasana kebakaran di Panama City akibat pemboman dari militer Amerika Serikat. (twitter.com/ReinaldoDMM)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Panama sejak Kamis (14/10/2021) telah menggali ulang kuburan massal di negaranya. Hal ini dilakukan untuk mencari dan mengidentifikasi korban dari invasi Amerika Serikat ke negara Amerika Tengah itu pada tahun 1989 untuk melengserkan eks Presiden Manuel Noriega. 

Peperangan tersebut telah berdampak besar terhadap sebagian warga Panama dan menimbulkan luka yang mendalam. Pasalnya, ratusan di antara korban yang tewas atau hilang tidak diketahui keberadaannya hingga kini. 

1. Penggalian dan proses identifikasi sudah dilakukan sejak tahun 2020

Menurut keterangan dari Jaksa Agung Panama, Geomara Guerra mengatakan bahwa penggalian kembali kuburan massal ini dilakukan di pemakaman Monte Esperanza  di Colon. Namun, dalam proses pengambilan yang dilakukan sejak satu minggu ini baru berhasil menemukan empat kantong jenazah. 

"Kami berencana untuk tetap menggali dan melihat seberapa banyak kantong jenazah yang tersimpan di dalam pemakaman ini" ujar Guerra. Bahkan, ia juga menyebut bila kondisi kantong jenazah masih sama seperti saat tentara AS menguburkan para korban lebih dari 30 tahun lalu. 

Pada tahun lalu, Pemerintah Panama sudah memulai proses penggalian kembali kuburan massal korban di Jardin de Paz, Panama City dan menemukan sebanyak 30 kantong jenazah. Namun, proses itu ditunda sementara waktu lantaran adanya pandemik COVID-19, dikutip dari Reuters

Baca Juga: Apa Perbedaan Pandora Papers dan Panama Papers?

2. Mendapat sambutan baik dari keluarga korban

Dikutip dari Associated Press, sejumlah keluarga korban menanggapi dengan baik proses identifikasi korban. Salah satu di antaranya adalah Eva Diaz yang sedang menunggu kabar baik dari proses identifikasi saudaranya yang bernama Carmen Díaz (21) yang tinggal di distrik El Chorrillo. Ia tewas setelah terkena serangan bom yang menyulut terjadinya kebakaran ketika terjadinya invasi. 

"Saya tidak berekspetasi apapun bila hal ini akan dilakukan. Namun, Ini adalah sebuah kebaikan yang kita dapatkan. Apabila Tuhan berkehendak, maka mereka akan menemukan semuanya dan mengidentifikasi semua orang." ungkap Eva Diaz. 

Sebelumnya, Pemerintah Panama sudah menyetujui proses penggalian ulang dan pencarian tubuh korban sejak 2016. Pasalnya, beberapa keluarga korban juga tidak yakin bila anggota keluarganya memang dikuburkan atau mereka dimakamkan di tempat pemakaman umum.

Salah seorang anak letnan militer di era kepemimpinan Noriega berkata apabila keluarga masih tidak mendapatkan jawaban terkait peti yang dikuburkan memang benar atau salah diidentifikasi sebagai anggota keluarganya. 

"Sudah 31 tahun lamanya kita menunggu. Setiap saat kami berada di dekat keputusasaan, sesuatu akan muncul dengan kabar baik" ujar Brenda Bethancourt anak dari Braulio Bethancourt. 

Baca Juga: Penyelundupan Migran: Panama dan Kosta Rika Tangkap 40 Orang

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya