TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Parlemen-Polisi Serbia Resign Massal, Demo Akbar Terjadi di Kosovo 

Kosovo Utara terus dilanda ketegangan

suasana demonstrasi etnis Serbia di Mitrovica Utara, Kosovo. (twitter.com/samstreetwrites)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Kosovo Serbia, pada Minggu (6/11/2022), menggelar demonstrasi di Mitrovica, Kosovo Utara. Mereka melakukan protes kepada pemerintahan di Pristina atas pengunduran diri massal anggota parlemen dan aparat kepolisian dari etnis Serbia. 

Pekan lalu, perbatasan Serbia-Kosovo kembali memanas setelah pasukan Serbia menembak jatuh drone yang diduga berasal dari Kosovo. Militer Serbia menganggap drone tersebut melanggar batas wilayah udara dan berupaya memantau barak serta pasukannya di perbatasan. 

Baca Juga: Tolak Ganti Pelat Nomor, Orang Serbia di Kosovo Resign Massal

1. Demonstran gunakan baju adat Serbia dan nyanyikan lagu kebangsaan Serbia

Demonstran yang memadati pusat kota Mitrovica kali ini dilaporkan menggunakan baju adat Serbia pada abad pertengahan. Selain itu, demonstran juga menyanyikan lagu kebangsaan Serbia dan menyuarakan pidato dukungan kepada Serbia. 

Penyelenggaraan demonstrasi ini untuk menunjukkan bahwa dalam sejarahnya Serbia mengontrol penuh Kosovo. Ini juga menjadi simbol dari loyalitas warga etnis minoritas Serbia di Kosovo Utara terhadap Belgrade. 

"Kami berkumpul di sini hari ini untuk mengirimkan pesan kepada Pristina dan komunitas internasional dalam rangka mengajak penghentian dan penghinaan kepada etnis Serbia," tutur Goran Rakic selaku pemimpin Partai Serbia Lista. 

"Kami berada di tanah kami, dan kami tidak akan menyerah. Tidak akan ada penarikan. Hidup Serbia!" katanya. 

Sedangkan, pasukan penjaga perdamaian NATO sudah menyatakan kesiapannya dalam mengintervensi jika ada eskalasi di lapangan. 

2. Warga Kosovo Serbia merasa Perjanjian Brussels gagal

Wakil Presiden Partai Serb List, Igor Simic, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa pengunduran diri massal ini adalah sebagai bentuk kesadaran diri. Ia mengungkit gagal tercapainya rekonsiliasi pendirian komunitas Serbia selama 9,5 tahun terakhir. 

"Pengunduran diri ini bukan karena kami lelah dalam memperjuangkan etnis kami, tapi karena kami tidak akan bisa ikut dalam institusi Kosovo yang melanjutkan pelanggaran institusional kepada rakyat kami," tambahnya. 

Dilaporkan Politico, pengunduran massal anggota pemerintahan dari etnis Kosovo Serbia disebabkan lambatnya proses integrasi dalam Perjanjian Brussels tahun 2013. Bahkan, wali kota empat daerah yang didominasi etnis Serbia juga ikut mengundurkan diri. 

"Situasi di Kosovo Utara dalam beberapa hari terakhir cukup tenang dan damai, tapi lumayan tegang. Warga juga tidak yakin apa yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan," ungkap Jovana Radosavljević selaku kepala New Social Initiative di Mitrovica Utara.

Baca Juga: Prancis-Jerman Minta Serbia Akui Kosovo, Imbalannya Jadi Anggota UE

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya